Swafoto Menegaskan Sifat Narsistik?

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
Konten dari Pengguna
27 Agustus 2019 19:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto: Pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Pixabay.com
ADVERTISEMENT
Eksperimen yang dilakukan pada ratusan pengguna instagram telah menemukan fakta baru, salah satunya adalah presepsi orang tentang foto selfie. Mereka yang suka berswafoto dianggap kurang menarik, kurang sukses, tidak punya kepercayaan diri, dan kurang ramah. Presepsi negatif ini terjadi karena selfie dianggap lebih banyak memfokuskan bidikan pada penampilan fisik, seperti layaknya bercermin.
ADVERTISEMENT
Psikolog Chris Barry dari Washington State University menyebutkan, "Ketika dua orang memposting sebuah konten yang serupa, seperti pencapaian atau traveling, orang yang memasang fotonya secara selfie dipandang negatif dari pada orang yang memasang foto ber-posie (yang diambil oleh orang lain)."
Sejauh ini, penelitian lebih berfokus pada kepribadian seseorang di balik posting Instagram, bukan pada presepsi orang. Temuan ini menjadi unik karena penelitian berusaha menemukan hubungan antara narsisme dan selfie dari sudut pandang orang lain. Barry dan tim merancang penelitian dengan melakukan percobaan asli, yang melibatkan dua kelompok mahasiswa dari dua universitas terpisah.
Kelompok pertama terdiri dari 30 mahasiwa yang diminta mengisi kuesioner kepribadian serta username instagram untuk mendapatkan 30 postingan terbaru partisipan untuk diteliti. Setiap postingan Instagram partisipan dianalisis untuk menentukan "apakah itu selfie atau posie" dan "apakah itu termasuk tema seperti penampilan fisik, hubungan, acara, kegiatan, atau prestasi".
ADVERTISEMENT
Foto-foto kelompok pertama lantas diperlihatkan ke kelompok kedua, yang terdiri dari 119 siswa di universitas lain. Mereka diminta menilai foto-foto tersebut menggunakan 13 aspek, termasuk hal-hal seperti penyerapan diri, harga diri rendah, ekstraversi (tipe kepribadian seseorang yang minatnya lebih mengarah ke alam luar dan fenomena sosial daripada terhadap dirinya dan pengalamannya sendiri), dan kesuksesan. Para psikolog kemudian menyaring hasil untuk melihat hasilnya.
Hasil pendapat kelompok kedua mengungkapan fakta bahwa mereka yang memasang banyak foto posie terkesan memiliki harga diri yang lebih tinggi, sifat ramah, kesuksesan, dan disukai. "Posie" dinilai lebih alami di mata orang yang melihat, karena foto pose terlihat mirip dengan bagaimana mereka melihat seseorang dalam kehidupan nyata. Dengan kata lain, kepribadian mereka tampaknya bukan buatan dan lebih jujur.
ADVERTISEMENT
Sedangkan mereka yang berfoto selfie terlihat mementingkan diri sendiri, walaupun foto tidak diposting karena alasan narsis.
Namun, beda dengan apa yang didapatkan peneliti. Dengan menyelaraskan data kuosiner kelompok pertama dan penilaian kelompok kedua. Peneliti melihat sesuatu yang aneh atau tidak biasa tentang presepsi di instagram. Sifat narsisme justru ditemukan pada orang yang berpose daripada berwsafoto. Pola yang sama seperti mereka yang terkena dampak FOMO (Fear of Missing Out atau Takut ketinggalan berita/update terkini). Orang yang berpose dalam foto dan mempostingnya jelas-jelas terindikasi dari keinginan untuk menyajikan gambar yang relatif dibuat agar merasa menjadi bagian dari lingkaran sosial seseorang.
ADVERTISEMENT
Meskipun penelitian ini hanya mengungkapkan sebagian kecil dari teka-teki presepsi media sosial. Media sosial memang lebih banyak memberitahukan kita tentang presepsi dibandingkan niat sesungguhnya, karena ada berbagai motif di balik alasan mengapa orang memposting gambar diri ke Instagram.
Jadi apakah anda tetap melanjutkan mengunggah foto selfie atau menyeimbangkan postingan anda dengan foto berpose?
sumber: bbc.com | sciencealert.com