news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Tata Letak Unik Kota Palmanova

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
Konten dari Pengguna
13 April 2019 16:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto: commons.wikimedia.org
zoom-in-whitePerbesar
Foto: commons.wikimedia.org
ADVERTISEMENT
Kota Palmanova terletak di sebelah timur laut Italia, berbatasan langsung dengan negara Slovenia. Secara historis, catatan kota ini dapat ditelusuri hingga ribuan tahun yang lalu.
ADVERTISEMENT
Penelusuran jejak kota Palmanova berawal dari abad ke-16 dan ke-17, dibangun oleh Kerajaan Venesia sebagai benteng pertahanan untuk mencegah serangan dari tentara Kerajaan Austria dan Kerajaan Turki. Kota Palmanova tepatnya didirikan pada tahun 1593, dengan pembangunan selama satu abad lebih.
Uniknya, Palmanova dibangun seperti bintang dengan bentuk konsentris yang terdiri dari tiga lingkaran cincin utama. Bangunan di dalam kota dikelilingi oleh jalan yang berbentuk cincin, dan dikelilingi oleh parit sebagai drainase kota sekaligus dilindungi oleh sembilan benteng berbentuk panah yang saling terhubung di sisi luar kota.
Walaupun, dalam sejarah Palmanova didirikan sebagai kota pertahanan, di sana nyaris tidak pernah terjadi pertempuran. Satu-satunya perang yang pernah terjadi di Palmanova hanyalah ketika ditaklukan oleh Napoleon Bonaparte.
ADVERTISEMENT
Memasuki masa Perang Dunia I, Palmanova dijadikan sebagai basis pertahanan Italia. Dibangun tangsi-tangsi militer, rumah sakit hingga tempat penyimpanan logistik perang di sana. Segera, setelah memasuki masa damai, pada tahun 1960 Palmanova diresmikan sebagai Monumen Nasional Italia.
Selain itu, Palmanova masuk ke dalam salah satu warisan budaya dunia dalam laman resmi World Herritage Culture dari UNCESCO. Sebagai warisan budaya dunia, Palmanova juga pantas menyandang sebagai kota dengan tata letak unik sekaligus menawan yang pernah dirancang oleh manusia.
Sumber: whc.unesco.org | amusingplanet.com | thevintagenews.com