Teraanga, Kata yang Mendefinisikan Senegal sebagai Negara Murah Hati

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
Konten dari Pengguna
17 Januari 2021 20:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Seorang anak di Senegal | Gambar oleh David Mark dari Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Seorang anak di Senegal | Gambar oleh David Mark dari Pixabay
ADVERTISEMENT
Senegal terkenal sebagai “Tanah Teraanga” (baca: Te-ra-nga), yang berarti keramahtamahan. Bukan tanpa alasan, penduduk lokal di sana memang sangat ramah kepada para turis atau orang asing yang berkunjung. Mereka dengan terbuka akan memberikan semangat; dan tak segan untuk berbagi makanan, minuman, atau apapun yang dapat mereka berikan.
ADVERTISEMENT
Di Senegal, juga ada komunitas yang dengan senang hati membantu para turis untuk mempelajari lebih mendalam terhadap budaya lokal. Biasanya, mereka akan mengundang para turis untuk tinggal bersama keluarga setempat, makan makanan bersama, dan minum minuman yang sama.
Meski kata teraanga amat terkenal, namun asal-usulnya masih menjadi misteri hingga kini. Tidak ada yang tahu pasti kapan tradisi ini pertama kali diterapkan di Senegal. Menurut para sejarawan, kemungkinan teraanga telah menjadi tradisi yang dilakukan selama berabad-abad, jauh sebelum adanya penjajahan yang dilakukan oleh Belanda, Inggris, dan Perancis pada tahun 1659 sampai 1960.
Kendaraan umum di Dakar, Senegal | Gambar oleh Emer Iglesias dari Pixabay
Ketika Senegal merdeka pada tahun 1960, kata teraanga digunakan sebagai cara untuk membentuk identitas negara yang baru lahir itu. Teraanga juga digunakan dalam berbagai macam nama, seperti julukan tim sepak bola nasional, “Lions of Teranga”, nama perusahaan mineral yang juga bernama “Teraanga”, dan masih banyak yang lainnya.
ADVERTISEMENT
Menariknya, berkat keteguhan prinsip terhadap terangga, memiliki banyak kelompok etnis tidak menjadikan Senegal sebagai negara yang sering memiliki konflik. Bahkan, Bank Dunia menyatakan bahwa Senegal menjadi salah satu negara Afrika paling stabil, baik secara ekonomi, sosial, atau politik.
Teraanga pun membuat banyak turis asing merasa seperti di rumah mereka sendiri, saat berlibur di Senegal. Tak sedikit dari mereka yang merindukan tanah Senegal, beserta dengan para penduduk lokalnya, setelah kembali pulang. Menikmati hari-hari menyenangkan bersama orang-orang lokal di sana telah menjadi candu bagi para turis; dan hal ini tentu menguntungkan sektor pariwisata Senegal.