Terowongan Sarajevo, Pelindung dari Pembantaian Serbia

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
Konten dari Pengguna
14 Agustus 2018 18:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Foto: Terowongan Sarajevo | Flickr/.rich white
Pada pertengahan tahun 1992, pasukan Serbia mengepung Ibu Kota Bosnia dan Herzegovina, Sarajevo. Mereka memborbardirnya dengan tembakan artileri, menempatkan banyak sniper di gedung-gedung tinggi, hingga membuat sekitar 380.000 penduduk Sarajevo terperangkap di sana.
ADVERTISEMENT
Selain memutus listrik dan saluran air, pasukan Serbia juga memblokir semua akses masuk-keluar kota. Praktis, pasokan makanan dan obat-obatan cuma dapat diantarkan PBB sampai Bandara Sarajevo; cuma lokasi ini yang secara teknis netral di bawah perlindungan PBB.
Namun, warga Sarajevo mustahil dapat berjalan kaki menuju bandara karena keberadaan para penembak jitu. Melalui penglihatan tajam pada senapan, mereka mengawasi pergerakan dan tidak ragu untuk menarik pelatuknya. Lebih dari 200 orang telah tewas di jalan utama menuju Bandara Sarajevo, dengan ribuan lainnya terluka, membuat jalan tersebut dijuluki 'Sniper Alley'.
Harapan baru muncul ketika seorang insinyur sipil bernama Nedzad Brankovic menyusun rencana untuk membuat terowongan yang akan menghubungkan pinggiran Kota Dobrinja dan Butmir. Dobrinja, meski berada di dalam wilayah pengepungan Serbia tetapi dikuasai oleh pasukan Bosnia, sedangkan Butmir realtif aman sebab berada di luar area pengepungan.
ADVERTISEMENT
Pembuatan terowongan dimulai pada Januari 1993, dan berlanjut selama enam bulan berikutnya. Penggalian awalnya dilakukan oleh tentara Bosnia, lalu kemudian dilanjutkan oleh para penambang.
Mereka bekerja secara bergantian dalam sistem shift dan hanya dibayar satu paket rokok per hari. Di masa peperangan seperti ini, rokok adalah barang langka, mahal, dan sangat berharga untuk dibarter dengan barang lainnya.
Setelah rampung, antara tiga hingga empat ribu manusia melewati terowongan itu setiap hari. Mereka masuk dari bawah garasi di Dobrinja, dan keluar lewat rumah seorang penduduk bernama Bajro Kolar di Butmir.
Sekitar 30 ton bermacam-macam barang juga dikirimkan melewatinya. Tinggi terowongan cuma 152 sentimeter dan tanpa ventilasi di dalamnya. Wajar jika udara terasa kotor dan berbau busuk, memaksa orang-orang memakai topeng saat ada di dalamnya.
ADVERTISEMENT
Menurut The New York Times, jalur terowongan mulai hancur pada tahun 1994, ketika pasukan Serbia mengintefsifkan pengeboman setelah mengetahui banyak penduduk Sarajevo yang melarikan diri.