Topi Pernah Jadi Bisnis Berbahaya di Bumi

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
Konten dari Pengguna
8 Mei 2021 16:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi pembuatan topi abad ke-19 dalam lukisan ukisan "The Millinery Shop" karya Edgar Degas. | Wikimedia Commons/Google Art Project (CC)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pembuatan topi abad ke-19 dalam lukisan ukisan "The Millinery Shop" karya Edgar Degas. | Wikimedia Commons/Google Art Project (CC)
ADVERTISEMENT
Pada abad ke-18 dan 19, produksi topi tergolong bisnis yang berbahaya, karena melibatkan banyak penggunaan bahan kimia, termasuk salah satunya zat beracun merkuri.
ADVERTISEMENT
Pada masa tersebut, bekerja di ruangan yang berventilasi buruk membuat para pembuat topi banyak menghirup asap merkuri, sehingga membuat kerusakan pada otak mereka.
Topi telah menjadi aksesoris penting dalam mode berpakaian selama ribuan tahun. Akan tetapi, pembuatan topi sebagai sebuah industri baru muncul sejak empat ratus tahun yang lalu di Kota Milan, Italia. Saat itu, produksi topi masih menggunakan bahan kain flanel, serat, dan jerami didistribusikan ke seluruh Eropa.
Sementara merkuri pertama kali digunakan dalam pembuatan topi di Perancis. Pembuat topi akan mengambil bulu binatang, biasanya kelinci. Saat itu, orang Prancis menambahkan sedikit merkuri nitrat ke air panas, sehingga membuat bulu-bulu binatang yang awalnya lembut dan lemas dapat menjadi kasar dan keras.
Ilustrasi model topi pada abad ke-18 dan 19 | Wikimedia Commons
Gejala dari keracunan merkuri yang paling umum adalah gemetaran. Ketika kondisinya semakin parah, gemetaran akan menyebar ke lengan dan kaki, sehingga akan membuat orang yang menderitanya kesulitan untuk berjalan.
ADVERTISEMENT
Selain gemetaran, perubahan paling drastis yang dapat dilihat ada pada perilaku penderitanya. Mereka akan dapat cepat marah, memiliki kepercayaan diri yang rendah, depresi, apatis, takut-takut, malu, dan dalam beberapa kasus sering kehilangan ingatan.
Dalam kasus yang paling parah, penderita mungkin akan mengalami kebingungan mental, gangguan emosional, dan kelemahan pada otot. Gejala lain juga menyerang ginjal dan saraf, kehilangan pendengaran, pendarahan pada telinga dan mulut, serta kehilangan rambut, kuku, dan gigi.
Sayangnya, saat itu kesadaran di antara para pekerja masih terlalu rendah, termasuk juga para kepala produsen yang memproduksi topi. Pemerintah dan publik juga sebagian besar tetap acuh tak acuh; dan hanya mementingkan keuntungan pada pengusaha.
Barulah pada saat Perang Dunia Kedua, penggunaan merkuri menjadi bahan yang terlalu berharga. Alhasil, tahun 1941, Layanan Kesehatan Masyarakat Amerika Serikat mulai menyerukan larangan sukarela atas penggunaan merkuri nitrat. [*]
ADVERTISEMENT