Tumbuhan Jauh Lebih Pintar dari yang Kita Duga

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
Konten dari Pengguna
9 September 2020 6:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Lebih sering kita melihat tumbuhan diam. Tak banyak tingkah dan hanya sesekali bergoyang saat didorong angin. Pun tak ada suara. Dengan semua kepasifan itu, tak mengherankan jika kita mengira bahwa tumbuhan mungkin tidak memiliki bahasa. Mungkin, karena mereka pun tampak tidak banyak bertindak dalam menjalani hidupnya, tidak banyak yang bisa dilakukan oleh tumbuhan untuk mempertahankan hidupnya.
ADVERTISEMENT
Akan tetapi, kita telah salah menduga jika berpikiran semacam itu. Dijelaskan dalam sebuah artikel berjudul 6 reasons plants are cleverer than you think, BBC International mengupas fakta-fakta yang jarang sekali kita tahu tentang tumbuhan. Juga dipaparkan bahwa tumbuhan sebetulnya jauh lebih pintar ketimbang yang kita duga. Berikut, adalah tiga pemaparan terpenting di antaranya.

Berkumonikasi dan saling melindungi melalui wewangian

Tumbuhan dapat berkomunikasi dengan mengeluarkan aroma, dari senyawa organik yang mudah menguap, melalui udara. Aroma ini biasanya akan digunakan untuk memengaruhi sektor pertahanan. Terkadang, sebuah tumbuhan juga dapat meminjam aroma dari tumbuhan lain yang ada di dekatnya dan saling bersentuhan, sebagai perlindungan.
Misal, ketika sebuah daun dimakan oleh serangga atau ulat, maka tumbuhan akan mengeluarkan aroma peringatan (yang diambil dari daun lain di dekatnya). Senyawa yang dikeluarkan akan cukup ampuh untuk mengusir serangga atau ulat.
ADVERTISEMENT
Ada kalanya, untuk menarik hewan penyebar benih, seperti burung atau tawon, tumbuhan juga akan mengeluarkan aroma agar mereka datang dan memakannya.

Pohon lebih suka memberi makan saudaranya

Pohon dapat berbagi nutrisi. Mereka pun paling sering melakukannya dengan saudaranya, yang berasal dari pohon induk yang sama.
Di setiap petak hutan tertentu, semua pohon biasanya terhubung satu sama lain melalui jaringan jamur bawah tanah. Jamur yang menghubungkan akar-akar pohon ini membentuk sistem simbiosis, yang disebut mikoriza. Melalui sistem inilah penyebaran informasi dan pemberian nutrisi berlangsung.
Hal tersebut dijelaskan oleh Profesor Suzanne Simard. Ia menjuluki perilaku pohon tersebut sebagai Wood Wide Web. Terlebih lagi, pohon pun dapat membedakan antara saudaranya atau bukan. Misalnya, sebuah pohon yang berasal dari induk yang sama akan mengirimkan lebih banyak karbon ke saudaranya daripada ke pohon lainnya. Preferensi untuk berbagi nutrisi dengan kerabat ini ditentukan oleh sang pohon, bukan oleh jamur.
ADVERTISEMENT

Sensor manusia lebih lemah ketimbang tumbuhan

Banyak sekali keterbatasan pada tumbuhan. Utamanya, mereka tidak memiliki otak. Namun, tanpa otak dan tanpa neuron sekali pun, mereka dapat melakukan banyak hal, yang mustahil bisa manusia lakukan jika tak memiliki otak.
Bahkan meski tanpa mata, tumbuhan dapat melihat banyak informasi tentang cahaya. Tanpa hidung pun mereka dapat menerima informasi kimiawi, seperti bau. Tanpa telinga juga mereka dapat merasakan getaran suara.
Secara keseluruhan, tanaman sangat tanggap terhadap yang terjadi di lingkungannya. Mereka dapat merasakan sentuhan dan mengecap rasa. Misalnya, tumbuhan dapat mengidentifikasi predator herbivora yang menggigit daunnya dari rasa air liur yang tertinggal.
Jadi, tumbuhan memiliki pancaindra yang sama dengan yang dimiliki manusia? Sejujurnya, dalam beberapa hal mereka lebih baik dari kita. Tumbuhan dapat merasakan sinyal listrik, suhu, gaya elektromagnetik, logam berat, patogen, gravitasi, dan lain sebagainya.
ADVERTISEMENT