Zenigata Sunae, Lukisan Pasir Raksasa Sumber Keberuntungan

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
Konten dari Pengguna
17 Mei 2020 16:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto: commons.wikimedia.org
zoom-in-whitePerbesar
Foto: commons.wikimedia.org
ADVERTISEMENT
Koin Kan'ei Tsūhō pertama kali diterbitkan pada Zaman Kan’ei (1636). Bentuknya bulat dengan lubang persegi di tengahnya, menjadi ciri khas mata uang standar selama Periode Edo di Jepang, dan kemudian menjadi semacam simbol budaya. Beberapa klan dan kuil samurai mengadopsi desainnya sebagai bagian dari lambang mereka. Di masa sekarang, para turis pun masih dapat melihat koin tersebut di beberapa tempat bersejarah saja, seperti di Asakusa, Tokyo.
ADVERTISEMENT
Di Pantai Ariake, Kanonji, bahkan ada lukisan pasir dengan ukuran yang sangat besar yang merepresentasikan Kan'ei Tsūhō, dengan diameter sekitar 345 meter. Lukisan pasir tersebut bernama Zenigata Sunae.
Asal usul pembuatan lukisan pasir Zenigata Sunae masih diperdebatkan hingga sekarang. Legenda populer menyatakan bahwa itu dibuat oleh masyarakat setempat pada suatu malam pada tahun 1633, untuk menunjukkan rasa hormat kepada Lord of the Marugame. Namun, cerita ini juga diperdebatkan, karena koin semestinya belum diciptakan pada waktu itu. Di sisi lain, para peneliti lebih setuju bahwa lukisan pasir dibuat selama periode Edo, mungkin selama paruh pertama abad ke-19 atau sebelumnya.
Foto: commons.wikimedia.org
Selama Perang Dunia II, diyakini bahwa pasukan Amerika Serikat mencurigai seni pasir tersebut semacam rahasia militer dan mereka sering mengerahkan beberapa pengintai untuk mengungkap misteri dan tujuan yang sebenarnya. Padahal, bagi masyarakat lokal di Kanonji, seni kolosal ini murni untuk urusan spiritual dan keberuntungan.
ADVERTISEMENT
Ada sebuah cerita yang beredar tentang seseorang yang memenangkan banyak uang dari lotre setelah ia mengunjungi Zenigata Sunae. Hal tersebut kemudian membuat tempat tersebut menjadi seni pasir yang dikenal sebagai tempat mencari peruntungan.
Dua kali dalam setahun, pada bulan April dan Oktober, selama acara yang disebut Keshō-na'oshi, ratusan relawan lokal lazimnya akan memperbaiki Zenigata Sunae dan mempertahankan penampilannya.