5 Bulan Berfungsi, Lab Infeksi Unsyiah Periksa 14.918 Sampel Swab Corona

Konten Media Partner
6 Oktober 2020 17:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Uji swab di Laboratorium Penyakit Infeksi Unsyiah. Foto: Suparta/acehkini
zoom-in-whitePerbesar
Uji swab di Laboratorium Penyakit Infeksi Unsyiah. Foto: Suparta/acehkini
ADVERTISEMENT
Laboratorium Penyakit Infeksi Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) di Kota Banda Aceh, Aceh, telah menguji sedikitnya 14.918 sampel swab corona. Jumlah ini dihitung sejak laboratorium itu mulai difungsikan sebagai tempat pemeriksaan spesimen COVID-19 pada 6 Mei lalu hingga Senin (5/10) atau dalam rentang waktu 5 bulan.
ADVERTISEMENT
Manager Operasional Laboratorium Penyakit Infeksi Unsyiah Dr. Ichsan, M.Sc, menyebutkan sebanyak 23,6 persen dari total sampel swab yang telah diperiksa adalah dengan hasil terkonfirmasi positif corona. Artinya, sebut dia, terdapat 3.519 sampel yang hasilnya positif.
Ichsan menyebut, angka positive rate dari hasil pengujian Lab Unsyiah tersebut tergolong tinggi. Jumlah ini disebut telah jauh melampaui rasio ambang batas positif yang telah ditetapkan Badan Kesehatan Dunia (WHO) yaitu 5 persen atau penyebaran virus masih terkendali. Namun jika melebihi 5 persen maka pandemi ini akan sulit untuk dikendalikan.
"Data ini patut menjadi perhatian kita bersama, karena semua ini menunjukkan bahwa wabah COVID-19 khususnya di Aceh semakin tak terkendali,” kata Ichsan, dalam keterangan yang diterima acehkini, Selasa (6/10).
ADVERTISEMENT
Terkait kemampuan Lab Unsyiah, Ichsan menuturkan, bisa melakukan pengujian sebanyak 520 sampel dalam sehari. Hal ini tidak lepas dari dukungan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), yang telah memberikan bantuan berupa satu unit mesin Real-Time PCR System dengan 48 wells beberapa waktu lalu.
Rektor Unsyiah saat meninjau kesiapan Laboratorium Infeksi. Foto: Humas Unsyiah
Sementara itu, Rektor Unsyiah Prof. Samsul Rizal menilai selama ini keberadaan Lab Unsyiah telah memiliki peranan yang sangat penting dalam upaya memutus mata rantai COVID-19 di Aceh. Ia menyebut angka positive rate dari Lab Unsyiah ini bisa saja lebih tinggi jika jumlah pengujian sampel swab dilakukan lebih banyak lagi.
Oleh karena itu, Samsul sangat setuju dengan usulan Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) beberapa waktu lalu, yang mengusulkan perlunya uji swab secara massal di tempat keramaian. "Untuk itu Unsyiah siap mendukung swab massal di tempat tertentu. Seperti warung-warung kopi, sehingga kita bisa mendeteksi penyebaran virus COVID-19 ini,” katanya.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, yang sangat berbahaya saat ini adalah orang yang tidak memiliki gejala atau OTG. Mereka ini, sebut Samsul, punya peluang besar menularkan virus ke orang yang memiliki riwayat komorbid atau punya penyakit bawaan.
“Kalau kita lihat persentase yang meninggal, yang paling tinggi adalah darah tinggi, kencing manis, jantung dan paru. Maka kita perlu mewaspadai virus COVID-19,” ujarnya. []