Abdul Somad Effect, Ketua IKAT Aceh Terpilih Jadi Senator

Konten Media Partner
17 Mei 2019 15:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Fadhil Rahmi bersama Ustad Abdul Somad. Foto: Husaini Ende/acehkini
zoom-in-whitePerbesar
Fadhil Rahmi bersama Ustad Abdul Somad. Foto: Husaini Ende/acehkini
ADVERTISEMENT
Kedekatannya dengan Ustad Abdul Somad, salah satu faktor mulusnya jalan Fadhil Rahmi ke senayan. Dia juga punya kapasitas mewakili Aceh duduk sebagai anggota Senator.
ADVERTISEMENT
Sampai lewat dini hari Senin (13/5), ruang sidang gedung Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) masih riuh. Rapat pleno penentuan nasib para calon anggota legislatif di tingkat Aceh, DPR RI, dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) sedang berlangsung, dipimpin oleh para komisioner Komisi Indepeden Pemilihan (KIP) Aceh.
Fadhil Rahmi masih terlihat betah memantau di balkon belakang. Sesekali matanya menatap layar besar di depan memastikan jumlah suaranya. Dia salah satu calon anggota DPD alias senator asal Aceh. Hasil akhir menunjukkan dirinya berada di posisi kedua perolehan suara terbanyak dengan jumlah 227.624.
Suara Fadhil berada di bawah calon petahanan DPD, Sudirman dengan jumlah paling dominan, 960.033 suara. Sesuai ketentuan, peringkat satu sampai empat perolehan suara, berhak melaju ke senayan sebagai senator mewakili daerah. Dua lainnya adalah Fachrul Razi (petahana) dan Abdullah Puteh, mantan gubernur Aceh (2000-2004).
ADVERTISEMENT
Di antara mereka berempat, hanya Fadhil terlihat di ruang pleno. Usai perolehan hasil dibacakan, banyak saksi partai politik dan warga yang memantau jalannya rapat memberi selamat. Dia dinilai banyak orang, terpilih karena faktor kedekatannya dengan Ustad Abdul Somad (UAS), mereka berdua sahabat sejak sekolah.
“Kalau disebut UAS effect, saya akui memang ya. Selain itu, saya juga punya kapasitas dan kemampuan,” katanya kepada acehkini, Jumat (17/5).
Fadhil Rahmi, satu sekolah dengan UAS. Foto: Adi Warsidi/acehkini
Fadhil tak pernah berkampanye secara langsung saat mencalonkan diri sebagai anggota DPD. Hanya ada beberapa spanduk di jalan-jalan, termasuk baliho acara jika Ustad Somad ada kegiatan di Aceh.
Ustad Somad sudah puluhan kali keliling Aceh untuk memberikan tausyiah maupun menghadiri undangan ceramah. Dalam setiap kesempatan tersebut, Fadhil Rahmi selalu mendampingi, bahkan ikut dikenalkan oleh UAS sebagai sahabatnya. Sosoknya kemudian dikenal banyak orang.
ADVERTISEMENT
“Sebagai sahabat UAS, saya memang selalu bersama beliau jika ke Aceh. Dalam setiap kegiatan,” kata Fadhil.
Perkenalannya dengan UAS dimulai sejak sekolah bersama di pesantren Darul Arafah, Deli Serdang, Sumatera Utara. Mereka satu angkatan, kendati UAS lebih tua setahun. Mereka selanjutnya sama-sama kuliah di Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir. Fadhil masuk duluan, tahun 1996, sementara UAS masuk dua tahun kemudian.
Fadhil Rahmi, dalam sebuah kesempatan bersama UAS di Aceh. Dok. Pribadi
Tapi menurut Fadhil, Ustad Somad lebih duluan tamat hanya kulian 3,5 tahun. Sementara dirinya lebih sepuluh tahun kuliah di Mesir, baru menyelesikan pada 2008. “Sambil bekerja berbisnis, termasuk travel bagi jamaah umroh,” kisah Fadhil tertawa.
Sepulangnya ke Aceh, Fadhil bekerja sebagai dosen di salah satu kampus dan pernah tercatat sebagai PNS Kanwil Kementerian Agama Aceh. Dia kemudian diangkat menjadi Asisten Ombudsman RI Perwakilan Aceh (2013-2017). “Saya keluar dari Ombudsman karena ingin maju ke jalur politik, saya memilih jalur DPD,” katanya.
ADVERTISEMENT
Fadhil telah mempertimbangkan untung-ruginya, maupun faktor pendorong seperti kedekatannya dengan Ustad Somad. Saat mencalonkan diri, dia mengatakan hanya punya satu kelemahan. “Saya tak punya cukup uang untuk maju mencalonkan diri ke jalur politik,” katanya.
“Tapi, tekad saya ingin membuktikan bahwa tanpa uang pun kalau dipercaya masyarakat bisa terpilih,” sambung Fadhil. Lalu berbagai strategi disusun, UAS dan para alumni Timur Tengah, saudara, dan kawan-kawannya di Aceh ikut membantu.
Sebagai anggota DPD terpilih dari Aceh, Fadhil cukup punya kapasitas. Saat ini dia masih menjabat sebagai Ketua Ikatan Alumni Timur Tengah (IKAT) Aceh, dan Wakil Ketua Badan Koordinasi Mubalighin Indonesia (Bakomubin) periode 2015-2020. Dia pernah aktif di KNPI Aceh dan sejumlah organisasi lainnya. []
Fadhil Rahmi (tengah). Foto: Husaini Ende/acehkini
Reporter: Adi Warsidi
ADVERTISEMENT