Aceh Berkabut, tapi Bukan Asap Karhutla

Konten Media Partner
15 September 2019 17:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Peta citra sebaran asap, 15 September 2019. Dok. BMKG Aceh
zoom-in-whitePerbesar
Peta citra sebaran asap, 15 September 2019. Dok. BMKG Aceh
ADVERTISEMENT
Dalam dua hari terakhir, Aceh dilanda kabut dan mendung. Beberapa warga di Banda Aceh sempat khawatir, kondisi tersebut disebabkan oleh asap kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Aceh maupun kiriman asap dari Karhutla di Pekanbaru
ADVERTISEMENT
Kasi Data dan Informasi BMKG Stasiun Blang Bintang Aceh Besar, Zakaria, menjelaskan kondisi tersebut bukan disebabkan oleh Karhutla. Hal ini berdasarkan data, tidak ada kebakaran lahan di Aceh saat ini. Sementara asap dari Pekanbaru tidak mengarah ke Aceh.
“Kalau dilihat dari peta sebaran asap, asap akibat Karhutla Pekanbaru tidak mengarah ke Aceh. Ini sudah beberapa hari kami pantau demikian,” katanya Minggu (15/9).
Cuaca mendung di Banda Aceh, bukan karena asap Karhutla. Foto: Adi Warsidi/acehkini
Kabut di Aceh yang sangat kentara di pagi dan sore hari, disebabkan oleh kabut uap air yang tinggi. Kata Zakaria, bila ditinjau dari suhu udara tanpa alat thermometer pun, suhu terasa dingin bila berkendaraan dengan motor khususnya. “Ini menandakan bahwa kabut itu bukan kabut asap, tetapi kabut uap air, kalau kabut asap akan menimbulkan bau seperti bau barang yang hangus,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Suhu udara di Aceh relatif dingin di pagi hari, berkisar 22-25 derajat Celsius, dan uap air di udara (RH) relatif tinggi antara 90-98 persen. Disamping itu juga, mulai pukul 10.00 WIB ke atas, kabut sudah mulai menghilang perlahan.
Sedangkan bila kabut asap, kebalikannya. Dapat menimbulkan suhu udara tinggi atau diatas 26 derajat Celsius di pagi hari, RH akan tercatat rendah atau di bawah 90 persen. Kabut juga akan bertahan hingga berhari-hari, bila tidak diguyur hujan lebat.
Zakaria. Dok. Pribadi
Zakaria menyampaikan, Provinsi Aceh secara umum dalam masa transisi atau masa peralihan dari musim kemarau menuju musim penghujan. “Ini artinya, Provinsi Aceh kita perkirakan akan lebih banyak diguyur hujan walau tidak merata,” katanya.
ADVERTISEMENT
Kendati demikian, pihaknya mengharapkan warga tetap waspada terhadap kebakaran hutan di masa transisi, karena masih ada potensi cuaca cerah. Di samping mewaspadai terhadap Karhutla, BMKG Aceh juga mengingatkan warga, mempersiapkan diri menghadapi masuknya musim penghujan.
Hal yang diwaspadai adalah banjir, dan longsor untuk daerah dataran tinggi. Untuk itu, perlu menormalisasi sungai-sungai, membersihkan got-got agar air hujan dapat mengalir dengan lancar. []
Reporter: Adi Warsidi