Acehkini Jalan-jalan: Hakrim Dabbang, Kedai Kopi Tua dengan Ragam Kisah di Seoul

Konten Media Partner
25 Juli 2021 10:36 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kedai kopi tua, saksi beragam kisah di Seoul, Korea Selatan. Foto: Khiththati/acehkini
zoom-in-whitePerbesar
Kedai kopi tua, saksi beragam kisah di Seoul, Korea Selatan. Foto: Khiththati/acehkini
ADVERTISEMENT
Bagi penyuka drama Korea, kedai kopi ini tak asing. Banyak drama populer yang pernah memakainya sebagai lokasi syuting, seperti; Youth of May (2021), Black Knight: The Man Who Guards Me (2017), Because This My First Life (2017), My Love From Another Star (2013), sampai The Heirs (2013), dan banyak lagi.
ADVERTISEMENT
Kedai kopi tua ini tidak pernah sepi pengunjung. acehkini telah dua kali kemari, bersama Umiya teman dari Hongkong. Saat berkunjung untuk kedua kalinya pada awal Juli 2021 lalu, kami harus mengantre menunggu pengunjung lain selesai. Para pengunjung diwajibkan mematuhi protokol kesehatan corona.
Terletak tidak jauh dari station subway Hyehwa di kawasan Daehak-ro, Tempat yang terkenal dengan seni pertunjukan panggung, teater dan tidak jauh juga dari kampus Sungkyunkwan. Nama Hakrim diambil dari festival kampus yang diadakan tak jauh dari situ. Konon, suasana kedai kopi ini juga terjaga seperti saat mereka pertama kali buka, sejak 1956.
Pengunjung menikmati minuman di Hakrim Dabbang. Foto: Khiththati/acehkini
Dulu sebelum dipindahkan ke Kampus yang sekarang, Seoul National University (SNU) salah satu universitas terkenal di Korea berlokasi di kawasan ini. Saat itu fakultas Liberal Art berada berdekatan dengan kadai itu. Hakrim adalah festival yang sering diadakan oleh fakultas tersebut dan para mahasiswa sering main sambil berdiskusi di sini. Tak heran saat itu, kafe mempunyai julukan ruang kuliah ke 25 (Munridae 25 Kanguisil). Saat ini hanya rumah sakit milik kampus tersebut yang masih berada tak jauh dari station Hyehwa.
ADVERTISEMENT
Kedai ini menjadi tempat berkumpul para aktivis demokrasi dan pegiat seni kampus sambil berdiskusi soal filsafat, seni dan sastra. Tak heran para aktivis mahasiswa yang terlibat demo besar melawan rezim pada April 1960 atau yang lebih dikenal dengan peristiwa Revolusi April sempat berkumpul di sini. Protes besar yang terjadi selama 15 hari itu kemudian tercatat dalam sejarah sebagai salah satu demo berdarah yang menewaskan sekitar 186 orang saat melawan pemerintahan Presiden Syngman Rhee.
BUku-buku di rak kedai kopi. Foto: Khiththati/acehkini
Kafe ini berada di lantai dua dengan tangga yang terbuat dari kayu dan lorong kecil. Suasana kafe dengan unsur kayu dan sekat jarak antara kursi menambah kesan retro. Sekeliling ruangan jika diperhatikan juga terdapat banyak buku-buku tua berjejer di rak, potret hitam putih yang dipajang di antara kisi-kisi kayu dan piringan hitam musik.
ADVERTISEMENT
Karena tempatnya yang tidak besar, lantai bertingkat rendah (Mezzanine) menjadi alternatif, digunakan secara efisien dan diatur semenarik mungkin. Tak heran beberapa penulis di Korea memilih Hakrim sebagai tempat nongkong favorit seperti Chon Hye Rin dan Choen Sang Byeong. Tempat tongkrongan segala usia.
Pengunjung di kedai kopi tua di Seoul. Foto: Khiththati/acehkini
Untuk pilihan menu juga banyak yang asyik bisa dicoba. Ada beberapa menu khas yang terus dipertahankan dan beberapa menu varian baru seperti lemonade, beberapa macam teh dan kue cream cheese yang nikmat. Hakrim juga meramu kopi mereka sendiri sehingga rasa yang dihasilkan berbeda dengan kedai kopi lain. Menu lainnya yang juga diminati adalah Vienna Coffee dan Red Been Latte atau latte kacang merah.
Saat pertama berkunjung, kami memutuskan memesan menu paling terkenal di sini, Vienna coffee, Latte Kacang merah dan cream cheese cake. Rasanya enak dan kopi disajikan dalam cangkir yang terkesan antik. Selanjutnya saat datang untuk kedua kalinya, caffe latte dan caffe mocca menjadi pilihan.
Menu minuman di Hakrim Dabbang. Foto: Khiththati/acehkini
Harganya tak mahal-mahal amat, dan rasanya yang otentik membuat pengunjung terus kembali kemari. Bagaimana ingin mencobanya saat berkunjung ke Seoul? Untuk sekarang di rumah saja dulu. Sampai nanti bisa kembali melancong. []
ADVERTISEMENT