Acehkini Jalan-jalan: Mendalami Sejarah Benteng Bhadra di Gujarat

Konten Media Partner
29 Juni 2019 18:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tembok benteng Bhadra di Ahmedabad, Gujarat, India. Foto: Khiththati/acehkini
zoom-in-whitePerbesar
Tembok benteng Bhadra di Ahmedabad, Gujarat, India. Foto: Khiththati/acehkini
ADVERTISEMENT
Kota tua Ahmedabad, Gujarat, menjadi tujuan favorit para pencinta sejarah di India. Kota ini menawarkan beragam situs kuno dengan daya tarik tersendiri. Benteng Bhadra menjadi salah satu bangunan yang mencolok di pusat kota. Bergaya arsitektur indo-saracenic, berbatas Sungai Sabarmati di tepi timur.
ADVERTISEMENT
Dibangun menggunakan bata pasir merah, benteng ini mulai dikerjakan pada 4 Maret 1411. Areanya mencakup istana, masjid, gerbang utama, dan ruang terbuka. Bentuknya bujur sangkar, melindungi 43 hektare area dengan delapan gerbang. Tiga gerbang paling besar, dua di antaranya terletak di sebelah timur dan satu di sudut barat daya. Sementara tiga gerbang lagi berukuran sedang, terletak di utara dan di selatan. Sisanya gerbang kecil terletak di sebelah barat.
Salah satu pintu masuk benteng. Foto: Khiththati/acehkini
Benteng dengan 14 menara ini merupakan peninggalan masa lalu Kerajaan Gujarat. Di sisi timurnya, terdapat benteng kecil, Teen Darwaza, yang dibangun sebagai pintu alun-alun kerajaan. Area terbuka ini disebut Maidan-shah. Beberapa pohon kurma dan palem menghiasi tamannya, dulunya menjadi tempat berlatih tanding dan prosesi kerajaan.
ADVERTISEMENT
Pembangunan Benteng Bhadra dilakukan semasa Sultan Ahmad Shah I memerintah Gujarat. Ia merupakan raja pertama Dinasti Muzaffarid. Bersama benteng, dia juga turut membangun alun-alun kota dan gerbang utama.
Para pedagang di sekitar benteng. Foto: Khiththati/acehkini
Pada masa Mahmud Begada memerintah sekitar tahun 1486, kota diperluas, tembok-tembok benteng yang mengelilingi ikut dikembangkan. Mahmud merupakan cucu dari Ahmed Shah I. Perluasan kala itu mencakup dinding luar sepanjang 10 kilometer melingkar.
Karena itulah, Kota Ahmedabad dikenal sebagai wall city atau kota tembok. Pada masa itu, tembok benteng lainnya juga dibangun seluas 2 mil. Sehingga menurut eskapasi arkeologi, secara keseluruhan kota ini memiliki 21 pintu gerbang di sepanjang tembok kota.
Pada saat Kerajaan Mughal menaklukannya tahun 1573, Benteng Bhadra menjadi kantor gubernur. Saat Azam Khan diangkat menjadi gubernur, ia juga menambah ruang lain. Ruang itu dikenal dengan nama Azam Khan Sarai, dibangun pada 1637 untuk tempat beristirahat para penjelajah yang singgah di kota.
Benteng ramai dikunjung saban hari. Foto: Khiththati/acehkini
Johan Albrecht de Mandelson, seorang penjelahah dari Jerman, pernah menginap di sini pada Oktober 1638. Dia menceritakan dalam catatannya tentang suasana paginya di sini. Ia menyebutkan taman yang cantik penuh dengan pohon palem, kurma, citrun, dan jeruk. Pada buku itu, juga ditulis kondisi masyarakat di sepanjang Maidan-Shah, alun-alun kota.
ADVERTISEMENT
Fitur yang paling menonjol pada bangunan ini adalah kisi jendela khas Gujarat yang rumit. Lengkungan balkon yang penuh ornamen khas arsitektur Mughal. Taman yang indah, membuat betah tamu istana.
Salah satu ruang di Benteng Bhadra. Foto: Khiththati/acehkini
Perang terus terjadi di sana, kekuasaan berpindah tangan. Ahmedabad direbut Kerajaan Maratha pada 1775. Selanjutnya, jatuh dalam kekuasaan Inggris pada 1817. Inggris menggunakan benteng tersebut sebagai penjara dan rumah sakit. Saat itu, di depannya juga terpasang tiang gantungan untuk menghukum gantung para tahanan.
British East India Company memasang jam dinding pada benteng tahun 1878. Jam ini memiliki lampu minyak yang menyala di malam hari. Namun pada 1915, mereka menggantinya dengan lampu listrik. Benteng kemudian menjadi pusat pergerakan politik selama gerakan kemerdekaan India di bawah Mahatma Gandi.
Salah seorang petugas yang menjaga benteng. Foto: Khiththati/acehkini
Kisah sejarah inilah yang membuat Kota Ahmedabad menjadi kawasan pertama di India yang dinobatkan sebagai World Heritage City oleh lembaga PBB, UNESCO.
ADVERTISEMENT
Saat ini, kondisi benteng terjaga baik. Berjalan di atasnya membuat pengunjung menjelajahi seperti masuk ke masa lalu. Benteng Bhadra buka untuk wisatawan setiap hari, mulai pukul 9 pagi sampai pukul 5 sore. Pengunjung tidak perlu membeli tiket masuk untuk jalan-jalan di sini.
Berada di atas benteng, pengunjung dapat menikmati hiruk pikuk kota. Memandang alun-alun, sebaiknya dilakukan di sore hari, kala matahari tidak terlalu menyengat.
Benteng kokoh untuk melindungi Kota Ahmedabad. Foto: Khiththati/acehkini
Bagian di atas benteng. Foto: Khiththati/acehkini
Pemandangan dari atas benteng. Foto: Khiththati/acehkini
Suasana benteng di sekitar bangunan lainnya. Foto: Khiththati/acehkini
Jendela benteng untuk memantau musuh di masa lalu. Foto: Khiththati/acehkini
Suasana di salah satu sudut benteng, dibangun sejak 1411. Foto: Khiththati/acehkini
Seorang pengunjung memantau ke bawah dari atas benteng, meresapi sejarah masa lalu. Foto: Khiththati/acehkini
Salah satu pintu gerbang Benteng Bhadra. Foto: Khiththati/acehkini
Melihat pasar dari salah satu jendela benteng. Foto: Khiththati/acehkini
Ruang itu dikenal dengan nama Azam Khan Sarai, dibangun 1637, dulunya tempat beristirahat para penjelajah. Foto: Khiththati/acehkini
Reporter: Khiththati (Gujarat)