news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

ACT Santuni Anak Kurang Mampu, Juara Tartil Alquran di Aceh

Konten Media Partner
22 Oktober 2019 17:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sirajussabila (jilbab merah), anak kurang mampu yang berprestasi saat dikunjungi di rumahnya.
zoom-in-whitePerbesar
Sirajussabila (jilbab merah), anak kurang mampu yang berprestasi saat dikunjungi di rumahnya.
ADVERTISEMENT
Berbagai juara lomba Tartil Alquran sudah pernah diraih Sirajussabila. Deretan piala penghargaan milik anak dari pasangan Tgk Muslieh dan Nasriah disusun rapi di rumahnya di Gampong Balee, Ulim, Pidie Jaya, Aceh.
ADVERTISEMENT
Pada MTQ Aceh ke-34 di Pidie, Bulan lalu, Sirajussabila yang masih duduk di bangku sekolah dasar berhasil mengharumkan nama Kabupaten Pidie Jaya. Berkat kerja kerasnya, gadis bersuara merdu ini berhasil meraih juara 1 dalam ajang tersebut.
“Dari dulu saya belajar membaca Alquran, ayah dan mamak sangat membantu dan mendukung saya,” ujarnya saat dikunjungi tim MRI Pidie Jaya dan ACT Aceh, Senin (21/10).
Berasal dari keluarga kurang mampu, Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) Pidie Jaya bersama Aksi Cepat Tanggap (ACT) Aceh, serta Komunitas Peduli Pidie-Pidie Jaya (KP3J), dan Tim Polsek Ulim mengunjungi rumahnya. Tim sebelumnya telah mengumpulkan sejumlah dana sumbangan dari berbagai pihak guna membelikan Sirajussabila peralatan sekolah dan mengaji.
“Pemberian tersebut adalah bentuk apresiasi yang bisa kami berikan atas prestasi Sirajussabila,” ujar Muyassir, Ketua MRI Pidie Jaya-ACT Aceh, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (22/10).
Kondisi rumah Sirajussabila
Setelah memberikan santunan kepada Sirajussabila, rombongan juga mengunjungi Aisyah (91 tahun) di Gampong Meunasah Raya, Meurah Dua, Pidie Jaya. Warga miskin ini sangat kekurangan, kebutuhan sehari-hari mengandalkan pemberian cucu-cucunya dan tetangga sekitar rumah. Cucunya sendiri juga tergolong orang kurang mampu.
ADVERTISEMENT
Rombongan turut mengunjungi Muhammad Diara (10 tahun). Bocah penderita lumpuh sejak lahir dari keluarga kurang mampu. Para relawan patungan menyisihkan rezeki mereka guna memenuhi kebutuhan kursi roda untuknya. “Namun kursi roda yang belum bisa dibeli karena sulitnya mencari kursi roda yang cocok untuk Diara,” jelas Muyassir. []