Akademisi Unimal Lhokseumawe: Mahasiswa Lebih Peduli Drama Ketimbang Pemilu 2024

Konten Media Partner
5 Desember 2022 19:18 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sosialisasi aturan Pemilu 2024 kepada mahasiswa di Langsa, Aceh. Foto: Panwaslih Langsa
zoom-in-whitePerbesar
Sosialisasi aturan Pemilu 2024 kepada mahasiswa di Langsa, Aceh. Foto: Panwaslih Langsa
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dosen Ilmu Politik Universitas Malikussaleh (Unimal), Lhokseumawe, Taufik Abdullah, mengatakan mahasiswa saat ini lebih peduli pada drama, artis, dan berita infotainment, fashion dan berbagai pesona yang menyenangkan lainnya daripada bicara Pemilu 2024 mendatang.
ADVERTISEMENT
“Sementara pada drama politik, mahasiswa cenderung membenci. Pemilu dinilai kotor, antagonis, membingungkan, membosankan dan menyesatkan,” katanya di hadapan para mahasiswa dari berbagai kampus di Langsa, dalam agenda sosialisasi peraturan Pemilu 2024 digelar Panwaslih Kota Langsa, Aceh, Senin (5/12/2022).
Menurut Taufik, mahasiwa juga kurang peduli terhadap perkembangan demokrasi dan kepemiluan. Mereka lebih peduli pada lawan jenis daripada peduli pada Pemilu jurdil. Salah satu pengaruhnya adalah, kaum muda menilai kontestasi Pemilu dipahami bukan sebagai wujud pesta demokrasi rakyat, tapi pesta para penguasa. Pemilu dipahami mahasiswa hanya teatrikal politisi dan partai politik dengan berbagai suguhan yang terkesan tidak mengedukasi.
Tak heran, respons mahasiswa, pemilih pemula dan kalangan milenial cenderung membenci politik. “Terbiasa dengan ujaran kebencian, menyebar berita hoaks, cenderung SARA, intoleran, bullying, dan menyuguhkan berbagai aroma negatif, black campaign dengan berbagai kutukan. Melalui media sosial mereka lebih banyak menampilkan kebencian,” kata Taufik.
ADVERTISEMENT
Karenanya, dia mengajak peran aktif mahasiswa untuk memantau setiap perkembangan jelang Pemilu 2024 mendatang. Peran aktif dengan membentuk suasana menyenangkan, narasi yang mengedukasi, humor yang mencerahkan. “Tidak hanya dalam bentuk konten di media sosial, tapi dalam realita dengan membentuk forum bersama mahasiswa yang peduli Pemilu jurdil,” kata Taufik.
Selain itu, Taufik menjelaskan beragam tentang regulasi pelaksanaan Pemilu dan Pemilihan Kepala Daerah serta menjelaskan pokok bahasan regulasi, prosedur, tahapan pelaksanaannya, potensi kekacauan dan pelanggaran yang mungkin terjadi pada Pemilu 2024 nanti.
Sementara itu, Komisioner Panwaslih Kota Langsa, Riswandar, mengatakan sosialisasi bertujuan agar peserta dapat mentransfer gagasan partisipatif kepada masyarakat (publik).
“Pemuda dan mahasiswa diharapkan mampu berpartisipasi aktif mengawasi jalannya pemilu 2024 nanti. Mereka harus paham tentang aturan Pemilu, serta bisa mengajak warga dalam mengawasi,” jelas Riswandar. []
ADVERTISEMENT