Anak Gajah di Aceh Utara Mati Diduga karena Kelelahan dan Dehidrasi

Konten Media Partner
12 Januari 2020 21:35 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bangkai anak gajah yang ditemukan mati membusuk. Dok. BKSDA Aceh
zoom-in-whitePerbesar
Bangkai anak gajah yang ditemukan mati membusuk. Dok. BKSDA Aceh
ADVERTISEMENT
Seekor anak gajah liar yang ditemukan mati membusuk di kawasan pegunungan perbatasan Kecamatan Cot Girek dengan Paya Bakong, Kabupaten Aceh Utara, Aceh, diduga karena kelelahan dan dehidrasi. Dugaan penyebab kematian itu diketahui setelah tim dokter hewan mengautopsi bangkai gajah tersebut.
ADVERTISEMENT
Bangkai anak gajah liar itu ditemukan pada Jumat (10/1) dengan kondisi bangkai berupa tulang belulang. Diduga anak gajah tersebut telah mati sepekan lalu.
Kepala Seksi Konservasi Wilayah I Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh, Kamaruzzaman, mengatakan tim dokter hewan mengautopsi bangkai anak gajah itu di lokasi ia ditemukan dengan kondisi tulang belulang, pada Sabtu (11/1).
Tim BKSDA di lokasi. Foto: Dok. BKSDA
Menurut Kamaruzzaman, di sekitar lokasi penemuan bangkai tidak ditemukan bekas jerat, sisa racun, kontak listrik, serta jauh dari kebun masyarakat dan pemukiman.
"Kematian anak gajah itu kemungkinan besar disebabkan kelelahan dan dehidrasi," kata dia kepada acehkini, Minggu (12/1).
Dia mengimbuhkan, besar lingkar kaki, telinga, kerangka tubuh, dan struktur gigi, diperkirakan usia anak gajah itu berkisar 4 sampai dengan 6 pekan. "Ini masih sangat rentan terhadap kematian," ujar Kamaruzzaman.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, kondisi bangkai yang ditemukan sudah membusuk berupa tulang belulang diperkirakan sudah mati sekitar dua pekan lalu.
Kondisi bangkai anak gajah yang ditemukan. Dok. BKSDA Aceh
Ketika autopsi, sampel yang diambil yaitu sisa-sisa otot atau jaringan bagian abdomen untuk keperluan uji toxicologi. Selain itu, dokter hewan turut mengambil tengkorak kepala dan panggul untuk menentukan jenis kelamin. "Hasil analisanya jenis kelaminnya adalah betina," kata dia.
Selama 2020, BKSDA mencatat sudah enam ekor gajah liar yang ditemukan mati. Sebelumnya, lima ekor gajah liar ditemukan berupa kerangka di Gampong Tuwie Peuriya, Kecamatan Pasie Raya, Aceh Jaya.
Menurut Kepala BKSDA Aceh Agus Arianto, kasus kematian gajah dan konflik gajah dengan manusia sangat rentan disebabkan karena sebagian besar gajah di Aceh berada di luar kawasan konservasi dan kawasan hutan.
ADVERTISEMENT