Atasi Krisis Ekologi, Jambore Nusantara Digelar di Kawasan Leuser

Konten Media Partner
21 Juli 2019 12:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sungai Alas dan kawasan Hutan Ketambe, Aceh Tenggara. Foto: Adi Warsidi/acehkini
zoom-in-whitePerbesar
Sungai Alas dan kawasan Hutan Ketambe, Aceh Tenggara. Foto: Adi Warsidi/acehkini
ADVERTISEMENT
Sebanyak 31 pemimpin perempuan, pemuda masyarakat adat, dan komunitas lokal dari 11 wilayah di Indonesia akan mengikuti Jambore Nusantara di Desa Ketambe, Kabupaten Aceh Tenggara, Provinsi Aceh, pada 23-26 Juli 2019 mendatang.
ADVERTISEMENT
Kesebelas wilayah adalah Papua, Papua Barat, Sulawesi Selatan, Kalimantan Barat, Maluku, NTB, NTT, Bali, Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Aceh. Mereka akan bergabung dengan peserta dan panitia lokal dari Ketambe, Aceh Tenggara dengan total yang hadir di Jambore Nusantara 100 orang. Jambore Nusantara diselenggarakan Samdhana Institute berkolaborasi dengan Sekolah Ekologi Leuser (SEL).
Head of Capacity Development Program Samdhana Institute, Ita Natalia mengatakan Jambore Nusantara di antaranya bertujuan menyediakan kesempatan bertukar cerita, pengalaman, dan keterampilan dalam menghadapi krisis sosial ekologi di kampung dan di sekitar wilayah hidup para peserta. “Selain itu juga menyusun agenda tindak lanjut dalam rangka mengatasi krisis sosial ekologi,” katanya dalam keterangan tertulis, Minggu (21/7/2019).
Dok. Panitia Jambore Nusantara
Para peserta juga mendapatkan contoh inspirasi melalui praktek cerdas dalam pengelolaan sumber daya alam, pertanian berkelanjutan, pangan lokal, produk herbal dan organik, serta kerajinan dan anyaman.
ADVERTISEMENT
Kegiatan jambore lainnya adalah memberikan inspirasi dan motivasi, khususnya kepada anak muda dalam membangun kewirausahaan sosial untuk kemandirian komunitas. “Para peserta juga didorong melakukan inovasi teknologi melalui platform media sosial dalam menumbuhkembangkan budaya dan kearifan lokal dengan memperhatikan dinamika dan perkembangan zaman,” ujarnya.
Selain saling-belajar, para peserta juga akan mendapatkan materi dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Desa PDTT, Pemerintah daerah, organisasi masyarakat sipil, organisasi pembadayaan lokal, dan praktisi.
Pimpinan Sekolah Ekologi Leuser (SEL), Tarmizi Alba mengatakan selama jambore, peserta mengikuti ragam kegiatan seperti diskusi dan dialog publik, kelas inspirasi, menyusun cita-cita, malam budaya dan solidaritas, petualangan, olah rasa, karsa, dan karya, serta pameran produk dan kerajinan.
Jalan lintas Kabupaten di kawasan Ketambe. Foto: Adi Warsidi/acehkini
Pada kegiatan petualangan, para peserta akan mengikuti Jelajah Alam Leuser dan menyusuri Sungai Alas. Pada acara olah rasa, karsa, dan karya para peserta akan mengikuti acara kopi ritual, olah produk arkeologi, kerajinan komunitas, dan eco-print. Acara juga dimeriahkan dengan kenduri adat dan penampilan acara kesenian dan budaya Aceh Tenggara.
ADVERTISEMENT
Kata Tarmizi, kegiatan lapangan dalam Jambore Nusantara sepenuhnya mengandalkan kader-kader lokal Sekolah Ekologi Leuser yang terorganisir dan terlatih. Sekolah tersebut adalah Laboratorium bagi pengembangan kawasan di 10 desa di sekeliling wilayah Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) di Kecamatan Ketambe, Kabupaten Aceh Tenggara. []
acehkini