Belajar Bersama, Aceh Peringati 8 Tahun Tsunami Jepang

Konten Media Partner
12 Maret 2019 8:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Peringatan delapan tahun tsunami Jepang di Museum Tsunami Aceh. Foto: Dok. Disbudpar Aceh
zoom-in-whitePerbesar
Peringatan delapan tahun tsunami Jepang di Museum Tsunami Aceh. Foto: Dok. Disbudpar Aceh
ADVERTISEMENT
Pemerintah Aceh melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh ikut memperingati delapan tahun tsunami Jepang di Museum Tsunami Aceh, Banda Aceh, Senin (11/3). Peringatan ini diramaikan puluhan mahasiswa dan pelajar yang memakai pakaian tradisional Jepang, Kimono. Perayaan dihadiri Konsulat Jenderal Jepang di Medan, Mr. Takeshi Ishi.
ADVERTISEMENT
Koordinator Museum Tsunami Aceh Hafnidar menyebutkan, peringatan delapan tahun tsunami Jepang dilaksanakan oleh Museum Tsunami Aceh bersama Komunitas Aceh-Jepang. Tsunami Jepang terjadi pada 11 Maret 2011 silam, setelah diguncang gempa berkekuatan 9,0 Skala Richter.
“Peringatan tsunami ini sebagai bentuk belajar bersama dari pengalaman untuk dapat mengurangi dampak risiko bencana,” sebut Hafnidar.
Menurutnya, Museum Tsunami Aceh bukan sebatas museum sejarah alam dan juga museum seperti umumnya. Museum yang dirancang untuk mengenang tsunami Aceh, menjadi tempat bagi riset, dan membangun komunikasi untuk edukasi bencana.
“Museum Tsunami selalu terbuka untuk aktivitas anak muda termasuk peringatan hari ini. Kami selalu mengedepankan kerja sama dalam hal pembelajaran dimana pun bencana itu terjadi, karena semua orang berhak mendapatkan edukasi untuk kesiapsiagaan bencana,” ujar Hafnidar.
Konsulat Jenderal Jepang di Medan, Mr. Takeshi Ishi (kiri) dan Kepala Disbudpar Aceh, Jamaluddin. Foto: Dok. Disbudpar Aceh
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh Jamaluddin yang juga hadir pada peringatan 8 tahun tsunami Jepang menyebutkan, Aceh dan Jepang memiliki memori yang sama terhadap bencana tsunami. "Adanya kegiatan peringatan ini menjadi bagian dari saling mengingat dan berbagi pengalaman bencana dan pascabencana sebagai bentuk persahabatan dua negara,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Jamaluddin juga mengucapkan terima kasih atas komunitas-komunitas Aceh dan Jepang yang telah membangun dan membina hubungan baik dengan sesama. “Mari belajar bersama tanpa batas waktu untuk terus siaga bencana,” pungkasnya. []
Reporter: Husaini