Bendungan Karet Lambaro, Penyebab Warga Banda Aceh Kurang Air Bersih

Konten Media Partner
13 Agustus 2019 20:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wali Kota Banda Aceh, Aminullah Usman (pakai batik) meninjau bendungan karet di Lambaro. Foto: Humas Banda Aceh
zoom-in-whitePerbesar
Wali Kota Banda Aceh, Aminullah Usman (pakai batik) meninjau bendungan karet di Lambaro. Foto: Humas Banda Aceh
ADVERTISEMENT
Rusaknya bendungan karet di Lambaro, Aceh Besar yang disinyalir sebagai penyebab masalah kekurangan air bersih bagi warga Kota Banda Aceh, telah ditangani. Wali Kota Banda Aceh, Aminullah Usman menyampaikan apresiasi kepada Balai Wilayah Sungai Sumatra I Aceh yang telah memperbaiki bendungan karet tersebut.
ADVERTISEMENT
Apresiasi disampaikan Aminullah, saat memantau bendungan karet bersama Dirut Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Daroy, T Novizal Aiyub dan jajaran PDAM Tirta Daroy. Perusahaan tersebut adalah penyedia air bersih untuk warga Kota Banda Aceh.
“Dengan selesainya perbaikan bendungan karet ini, ketinggian air di sini mencapai 4 meter. Ini memudahkan PDAM mendapatkan air baku, diolah di WTP (Water Treatment Plant) untuk kemudian didistribusikan ke sejumlah pelanggan,” tambah Wali Kota.
Sebelum bendungan diperbaiki, lanjut Wali Kota, stok air baku menurun hingga 40 persen. Kondisi ini membuat PDAM terkendala dalam memenuhi kebutuhan air kepada masyarakat kota karena menyusutnya debit air di Sungai Lambaro. “Sekarang sudah teratasi. Saya harap bendungan ini dijaga dengan baik, ketika ada kerusakan-kerusakan segera dilaporkan untuk diperbaiki,” harap Aminullah.
Aminullah melihat instalasi pompa air untuk diolah di WTP. Foto: Humas Banda Aceh
Usai memantau bendungan karet, Wali Kota melanjutkan pemantauan ke gedung intake milik PDAM yang tidak jauh dari lokasi bendungan. Di lokasi ini, Aminullah melihat proses pengambilan air baku dengan menggunakan sebuah pompa berukuran besar. Di bangunan ini juga terdapat satu unit saringan yang berfungsi menahan sampah tidak masuk ke pipa utama PDAM.
ADVERTISEMENT
Direktur PDAM Tirta Daroy, T. Novizal Aiyub mengatakan pompa mampu menyulai 200 liter air per detik dari sungai ke tempat pengolahan. “Pompa inilah yang bekerja menyedot air dan mengalirkan ke WTP. Jadi ketika stok air baku di sungai menyusut, akan menyulitkan kita,” jelasnya.
Sebelumnya, sebagian warga di Banda Aceh sempat protes karena masalah air bersih. Misalnya warga Cot Lamkuweh, Kecamatan Meuraxa, Kota Banda Aceh, melancarkan aksi protes terhadap Pemerintah Kota Banda Aceh yang dinilai belum berhasil menuntaskan permasalahan air bersih.
Aksi pada 4 Agustus 2019 lalu, dilakukan dengan membongkar meteran air milik PDAM, kemudian digantungkan di pintu gerbang gampong (desa). Dalam aksi protes itu, warga juga membawa spanduk dan sejumlah poster yang bernada kecaman dan sindiran kepada Wali Kota Banda Aceh, dan Direktur Utama PDAM Tirta Daroy. []
ADVERTISEMENT
acehkini