BJ Habibie Wafat, Rektor Unsyiah Aceh Ingatkan 2 Jasa Besarnya

Konten Media Partner
13 September 2019 9:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga mendoakan almarhum BJ Habibie di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta, Kamis (12/9). Foto: Nugroho Sejati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Warga mendoakan almarhum BJ Habibie di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta, Kamis (12/9). Foto: Nugroho Sejati/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Rektor Universitas Syiah Kuala (Unsyiah), Aceh, Prof. Dr. Samsul Rizal mewakili segenap civitas akademika Unsyiah, menyampaikan duka cita yang mendalam atas meninggalnya Presiden Indonesia ke-3, Prof. Dr. Bacharuddin Jusuf Habibie dalam usia 83 tahun di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Jakarta Pusat, pada Rabu (11/9).
ADVERTISEMENT
“Kepergian Habibie merupakan suatu duka yang mendalam bagi kita semua. Habibie adalah putra terbaik bangsa. Ia adalah negarawan yang patut menjadi teladan bagi generasi bangsa ini,” ucap Rektor, Jumat (13/9) di Banda Aceh.
Samsul mengingatkan 2 jasa besar Habibie. “Meskipun beliau hanya sebentar memimpin negeri ini, namun bangsa ini merasakan betul kepemimpinannya,” katanya.
Menurut Rektor Unsyiah, salah satu prestasi penting Habibie adalah kemampuannya mengendalikan nilai tukar rupiah saat Indonesia mengalami krisis moneter pada tahun 1998. Ketika itu, rupiah melemah hingga Rp. 16.800 per dolar Amerika Serikat. Namun berkat kepemimpinanya, nilai tukar rupiah berhasil menguat menyentuh Rp. 7000 per dolar, di akhir pemerintahannya.
“Keberhasilan Habibie menekan rupiah kala itu, memberikan pengaruh yang sangat signifikan bagi perekonomian Indonesia. Di saat banyak orang meragukannya kemampuannya, namun Habibie berhasil membuktikannya,” kata Rektor Unsyiah.
Dok. Unsyiah
Selain itu, Samsul menilai Habibie telah meletakkan dasar-dasar demokrasi yang penting bagi bangsa ini. BJ Habibie telah memberikan kebebasan pers di masa pemerintahannya. Saat itu, beliau mendorong lahirnya Undang Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang pers, sehingga kran kebebasan pers yang sebelumnya tertutup menjadi lebih terbuka. “Lahirnya UU ini sangat mempengaruhi iklim demokrasi kita seperti sekarang ini,” katanya.
ADVERTISEMENT
Kepergian Habibie adalah suatu kehilangan yang besar bagi bangsa Indonesia. Beliau sosok negarawan sejati. Di saat telah mendapatkan hidup yang nyaman di luar negeri, namun Habibie bersedia kembali ke Indonesia untuk mengabdikan hidupnya demi kemajuan bangsa ini.
“Saya kira ini adalah sebuah keteladanan penting bagi generasi muda Indonesia. Bahwa mengabdikan hidup untuk membangun negara ini, harus menjadi cita-cita luhur dalam setiap jiwa kita,” harap Prof Samsul Rizal. []
Reporter: Adi W