news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Capaian Vaksinasi Corona di Aceh: Kota Banda Aceh Tertinggi, Aceh Utara Terendah

Konten Media Partner
23 Agustus 2021 14:48 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga Aceh menerima suntikan vaksin corona pada vaksinasi massal di gedung Banda Aceh Convention Hall. Foto: Suparta/acehkini
zoom-in-whitePerbesar
Warga Aceh menerima suntikan vaksin corona pada vaksinasi massal di gedung Banda Aceh Convention Hall. Foto: Suparta/acehkini
ADVERTISEMENT
Pemerintah Aceh terus menggencarkan gerakan vaksinasi corona di 23 kabupaten/kota demi mencapai herd immunity atau kekebalan komunal. Ada 4.028.891 penduduk Aceh yang tersebar di 23 kabupaten/kota yang menjadi target vaksinasi untuk mencapai kekebalan komunal dari ancaman COVID-19.
ADVERTISEMENT
Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Aceh Saifullah Abdulgani mengatakan, vaksinasi corona di Aceh telah dimulai sejak 15 Maret 2021 lalu. Hingga 21 Agustus 2021, cakupan vaksinasi bagi semua kelompok sasaran di Aceh sudah mencapai 18 persen.
"Cakupan vaksinasi COVID-19 Aceh merupakan rerata capaian cakupan vaksinasi COVID-19 kabupaten/kota. Cakupan paling tinggi saat ini Kota Banda Aceh mencapai 54,3 persen," kata Saifullah dalam keterangannya, Senin (23/8/2021).
Jubir Satgas Penanganan COVID-19 Aceh Saifullah Abdulgani (SAG). Foto: Abdul Hadi/acehkini
Jubir yang akrab disapa SAG itu merincikan capaian vaksinasi dosis pertama di 23 kabupaten/kota mulai yang paling tinggi, yakni Banda Aceh 54,3 persen, Aceh Barat Daya 26,6 persen, Langsa 26,4 persen, Bener Meriah 25,2 persen, Sabang 25,1 persen, Aceh Tengah 23,6 persen, Gayo Lues 23,4 persen, Lhokseumawe 20,8 persen, Nagan Raya 20,8 persen, dan Aceh Singkil 20,2 persen.
ADVERTISEMENT
Berikutnya capaian vaksinasi di bawah rerata Aceh, lanjut SAG, yakni Aceh Barat 17,1 persen, Aceh Tenggara 17,1 persen, Subulussalam 15,8 persen, Aceh Timur 15,6 persen, Aceh Selatan 14,9 persen, Aceh Jaya 14,8 persen, Pidie Jaya 14,6 persen, Bireuen 14,5 persen, Aceh Tamiang 14,3 persen, Simeulue 11, 3 persen, Pidie 11,1 persen, Aceh Besar 10,6 persen, dan Aceh Utara 10,5 persen.
"Makin rendah cakupan vaksinasi suatu daerah maka kian rendah perlindungan warga dari ancaman COVID-19. Karena itu, kita terus menghimbau setiap orang berkontribusi untuk saling melindungi melalui kekebalan kelompok tersebut," jelasnya.
Vaksinasi massal perdana di Aceh yang dipusatkan di halaman Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh, Selasa (30/3/2021). Foto: Abdul Hadi/acehkini
Lebih lanjut SAG menyampaikan, Kota Banda Aceh diperkirakan bisa mencapai herd immunity lebih cepat dibandingkan 22 kabupaten/kota lainnya. "Herd Immunity atau kekebalan kelompok merupakan situasi di mana sebagian besar masyarakat terlindung atau kebal terhadap penyakit tertentu, COVID-19," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Ia menjelaskan, kekebalan kelompok menimbulkan dampak tidak langsung (indirect effect) terhadap kelompok masyarakat rentan yang bukan sasaran vaksinasi. Mereka ikut terlindunginya bila cakupan vaksinasi yang tinggi dan merata. Pemerintah menargetkan 181 juta dari 271 juta penduduk Indonesia divaksinasi untuk mencapai kekebalan kelompok tersebut.
Menurutnya, vaksinasi tidak hanya bertujuan memutus rantai penularan penyakit dan menghentikan wabahnya saja, melainkan juga untuk mengeliminasi (memusnahkan) bahkan mengeradikasi (menghilangkan) penyakit tersebut dalam jangka panjang, seperti suksesnya program imunisasi penyakit cacar 47 tahun silam.
SAG menyebut, imunisasi cacar dicanangkan tahun 1956. Penyakit menular ini musnah di seluruh dunia pada tahun 1974, dan imunisasi cacar pun dihentikan pada tahun 1980. Begitu juga imunisasi polio. Imunisasi polio dicanangkan tahun 1980 dan Indonesia pun mencapai bebas polio tahun 2014 lalu.
ADVERTISEMENT