Cara Kreatif Anak Muda Aceh Kampanye Perlindungan Badak di World Rhino Day

Konten Media Partner
22 September 2021 17:17 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang anak muda Aceh membuat mural bergambar Badak pada peringatan Hari Badak Sedunia (World Rhino Day), Rabu (22/9). Foto: Dok. FJL Aceh
zoom-in-whitePerbesar
Seorang anak muda Aceh membuat mural bergambar Badak pada peringatan Hari Badak Sedunia (World Rhino Day), Rabu (22/9). Foto: Dok. FJL Aceh
ADVERTISEMENT
Sekelompok anak muda di Aceh yang tergabung dalam volunteer Yayasan Hutan Alam Lingkungan Aceh (HAkA) melakukan aksi kampanye kreatif dalam rangka memperingati Hari Badak Sedunia (World Rhino Day) di Taman Ratu Safiatuddin, Banda Aceh, Rabu (22/9/2021). Lewat kegiatan itu mereka mengajak masyarakat untuk terlibat dalam gerakan perlindungan Badak Sumatra (Dicerorhinus sumatrensis).
ADVERTISEMENT
Dalam kampanye kreatif itu, mereka membuat mural dengan tema badak. Mural itu menceritakan badak yang terusir dari hutan karena habitatnya rusak.
Para anak muda itu mengajak masyarakat untuk terlibat dalam gerakan perlindungan satwa bernama ilmiah Dicerorhinus sumatrensis. Di sisi lain mereka juga mendorong para pemangku kepentingan untuk lebih serius menyelamatkan badak dan memulihkan habitatnya.
Populasi Badak Sumatra di alam liar disebut kian menyusut karena perburuan dan kerusakan hutan. Diperkirakan populasi badak di bawah 100 individu.
Volunteer HAkA Sumatra, Raja Mulkan Azhari, mengatakan, melalui kampanye itu pihaknya ingin meningkatkan rasa peduli masyarakat khususnya anak muda Aceh terhadap upaya pelestarian Badak Sumatra.
Aksi kampanye kreatif anak muda Aceh lewat mural pada peringatan Hari Badak Sedunia (World Rhino Day), Rabu (22/9), mengajak masyarakat khususnya anak muda terhadap upaya pelestarian Badak Sumatra. Foto: Dok. FJL Aceh
Sebab untuk saat ini, Kawasan Ekosistem Leuser (KEL) yang berada di Provinsi Aceh merupakan tempat terakhir dalam upaya pelestarian Badak Sumatra.
ADVERTISEMENT
"Sebagai generasi muda Aceh, kita dapat mengambil peran aktif dalam upaya pelestarian Badak Sumatra," kata Raja kepada jurnalis, Rabu (22/9).
Ia menyebut, kegiatan itu mereka lakukan lantaran berdasarkan red list The International Union for Conservation of Nature (IUCN), kondisi Badak Sumatra saat ini berada di tingkatan critically endangered (sangat terancam punah), dan selangkah mendekati Extinct in the wild (punah di alam liar).
Menurutnya, hal itu disebabkan oleh berbagai faktor, seperti perambahan hutan, kehilangan habitat, perburuan, hingga lambatnya proses regenerasi.
Riski, Staf Communication Officer Yayasan HAkA menyampaikan, untuk saat ini sendiri populasi Badak Sumatra di hutan dinilai kritis. Hal itu disebabkan semakin maraknya aktivitas ilegal kehutanan.
Padahal, lanjutnya, Badak Sumatra berperan penting dalam menjaga keseimbangan dan kualitas ekosistem hutan. Sebab badak sendiri juga menjadi satwa kunci dalam menyebar biji di hutan.
ADVERTISEMENT
"Salah satu upaya yang bisa kita lakukan bersama adalah dengan terus menceritakan pentingnya keberadaan Badak Sumatra agar timbul rasa kepedulian untuk melindunginya," ujar Riski.