news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Dalam Sebulan, Aceh Rugi Rp 49 Miliar Bersebab Bencana

Konten Media Partner
3 Februari 2022 19:58 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Banjir Aceh Utara awal tahun 2022. Foto: Azwar Ipank untuk acehkini
zoom-in-whitePerbesar
Banjir Aceh Utara awal tahun 2022. Foto: Azwar Ipank untuk acehkini
ADVERTISEMENT
Sepanjang Januari 2022, Aceh telah dilanda sebanyak 48 kali bencana. Dari jumlah tersebut, kebakaran permukiman dominan sebanyak 15 kali, disusul banjir permukiman 13 kali. Selebihnya adalah puting beliung, longsor, kebakaran hutan dan lahan, dan banjir bandang.
ADVERTISEMENT
Data tersebut dirilis Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA), Kamis (3/2/2022). Banjir besar awal tahun terjadi di Aceh Utara hingga merenggut 3 korban jiwa. Banjir ini tersebar di 172 desa dalam 18 kecamatan yang merendam 1.111 rumah dan berdampak pada 14.022 KK atau 44.389 jiwa. Total pengungsi tercatat 40.288 orang dengan perkiraan kerugian mencapai Rp 36 miliar.
Banjir juga terjadi di Aceh Timur dengan merenggut 2 korban jiwa, dan total warga mengungsi 18.779 orang. Banjir ini tersebar di 122 desa dalam 19 kecamatan yang berdampak pada 12.184 KK atau 43.798 jiwa.
Banjir di Aceh Utara. Foto: Azwar Ipank untuk acehkini
Sementara bencana kebakaran permukiman di awal tahun 2022 terjadi sebanyak 15 kali, menghanguskan 28 unit rumah dan 2 ruko (warung), dengan 1 korban jiwa, dan perkiraan kerugian mencapai Rp 7,7 miliar. Kemudian angin puting beliung tercatat sebanyak 6 kali sepanjang Januari 2022, dengan prediksi kerugian sebesar Rp 1,8 miliar.
ADVERTISEMENT
Selebihnya adalah longsor, kebakaran lahan dan banjir bandang. “Total Kerugian secara Keseluruhan yang disebabkan oleh semua bencana di Januari 2022 adalah Rp 49 miliar,” jelas Dr Ilyas, Kepala Pelaksana BPBA.

Karena Hutan Makin Gundul

Ilyas mengungkapkan, tingginya frekuensi banjir di Aceh terutama disebabkan oleh kerusakan hutan (deforestasi) karena faktor pembalakan liar dan perambahan hutan, sehingga kemampuan hutan untuk menampung air hujan semakin melemah.
“BMKG di awal tahun 2022 juga sudah memberi peringatan tingginya frekuensi hujan di beberapa wilayah Aceh,” jelas Ilyas.
Banjir di Aceh merupakan akumulasi dari dampak kerusakan lingkungan hidup yang terjadi di hulu maupun hilir. “Penting untuk memberikan pengetahuan dan meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai bencana banjir, dampak yang ditimbulkan dan bagaimana harus bersikap dalam menghadapi bahaya banjir,” tutupnya. []
ADVERTISEMENT