Dampak Virus Corona, Harga Gula Melambung Tinggi di Aceh

Konten Media Partner
25 Maret 2020 19:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penjual menimbang gula di pasar Kampung Baru, Banda Aceh. Foto: Suparta/acehkini
zoom-in-whitePerbesar
Penjual menimbang gula di pasar Kampung Baru, Banda Aceh. Foto: Suparta/acehkini
ADVERTISEMENT
Sejak pasokan gula pasir dari Medan, Sumatera Utara untuk Aceh dihentikan di tengah wabah Virus Corona, kini bahan pokok itu mulai langka di pasaran. Harga juga melambung tinggi. Sedangkan harga bahan pokok lainnya relatif stabil.
ADVERTISEMENT
Hari ini, Rabu (25/3), di Pasar Kampung Baru, Pasar Aceh, harga gula pasir dijual Rp 18 ribu perkilogram di tingkat pedagang grosir. Sementara di kedai-kedai pengecer, dijual dengan harga Rp 22 ribu per kilogram. Sebelumnya, harga gula pasir hanya Rp 12 ribu rupiah/perkilonya.
Gula di Aceh mahal terimbas Virus Corona. Foto: Suparta/acehkini P
“Hari ini di tempat kami hanya boleh membeli 2 kilogram untuk setiap orang. Harganya Rp 18 ribu per kilogram,” jelas Irfan, pedagang grosir Sembako di Pasar Baru, Pasar Aceh kepada acehkini.
Kata Irfan, hari ini di tokonya hanya tinggal 3 sak lagi. Sedangkan barang-barang lainnya stoknya masih stabil. “Sudah bebera hari tidak masuk gula pasir,” jelasnya.
Menurut seorang pedagang, jika pasokan gula dari Medan dihentikan, sudah seharusnya Pemerintah Aceh meminta kebijakan dari pusat. Seperti meminta izin agar gula di Sabang bisa dibawa ke daratan. “Inikan situasi darurat, di Sabang harganya masih 11 ribu perkilonya,” jelasnya.
Pembeli beras di Pasar Baru, Banda Aceh. Foto: Suparta/acehkini
Yusuf, pedagang beras di Pasar Kampung baru menuturkan, saat ini harga beras di Banda Aceh justru turun sekitar RP 5 ribu sampai 10 ribu per saknya. Turunnya harga dipengaruhi musim panen di beberapa daerah di Aceh.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Plt Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Aceh, Muslem Yacob, mengakui kelangkaan gula di pasaran. Katanya, hal itu terjadi akibat adanya kebijakan dari Sumatera Utara (Sumut) tentang pelarangan pengeluaran gula untuk sementara waktu selama masa pencegahan Virus Corona.
Menurutnya, stok gula sedikit mengkhawatirkan di Aceh. Karena biasanya pedagang membeli dari Medan. Namun untuk saat ini ada kebijakan izin keluarnya gula dari Sumatra Utara. “Tetapi ini teratasi karena ada gula yang diperuntukkan untuk Aceh melalui pengusaha Aceh,” katanya.
Disperindag Aceh telah melakukan langkah-langkah strategis untuk mengantisipasi kelangkaan gula tersebut. Seperti berkoordinasi dengan para pengusaha gula agar suplai gula yang sudah dibeli di Medan, secepatnya dapat dibawa ke Aceh. "Hari Kamis nanti juga akan datang lagi gula sebanyak 8 kontainer,” tambahnya.
Pedagang eceran membeli telur di pasar grosir Kampung Baru, Banda Aceh. Foto: Suparta/acehkini
Sementara itu, Ketua Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat (DPRA) Aceh, Falevi Kirani meminta Pemerintah Aceh untuk membenahi masalah tersebut secepatnya. “Untuk sesegera mungkin mencari solusi dan langkah antisipatif, guna merespon melonjaknya harga sembako tersebut, misalnya dengan melakukan operasi pasar,” katanya kepada acehkini.
ADVERTISEMENT
Dia menduga, kenaikan harga tersebut disebabkan oleh penyelewengan pendistribusian seperti penimbunan yang mungkin saja dilakukan oleh pihak-pihak tertentu, memanfaatkan krisis di tengah wabah Virus Corona. “Ini kalau ditemukan, perlu ditindak tegas seperti mencabut izin usaha bagi pengusaha yang melakukan pelanggaran,” kata Falevi.
Selain itu, Falevi berharap masyarakat tidak melakukan panic buying dan tetap tenang dalam menghadapi persoalan yang sedang melanda seluruh dunia ini. Pemerintah Aceh melalui dinas terkait dapat terus mengimbau pedagang membatasi agar setiap warga hanya dibolehkan membeli sembako dengan jumlah tertentu.
Anggota legislatif Aceh itu juga meminta Pemerintah Aceh membuka call center untuk menerima pengaduan dari masyarakat jika nantinya terjadi pelonjakan harga sembako di atas kewajaran. “Juga untuk menerima laporan pengaduan, jika ada warga mengetahui adanya penimbunan barang oleh pihak-pihak tertentu,” tutupnya. []
ADVERTISEMENT