Dua Kelompok Tani Hutan di Simeuleu Mampu Hasilkan 521 Ton Rotan Setahun

Konten Media Partner
24 Mei 2022 19:54 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rotan Simeulue. Foto: Abdul Hadi/acehkini
zoom-in-whitePerbesar
Rotan Simeulue. Foto: Abdul Hadi/acehkini
ADVERTISEMENT
Kepulauan Simeulue, Aceh, tak hanya dikenal sebagai kawasan wisata, tetapi juga penghasil rotan. Saban tahun, hasil hutan nonkayu tersebut dikirim untuk kebutuhan pengrajin rotan di Aceh, Medan, Cirebon dan Majalengka.
ADVERTISEMENT
Dalam kunjungannya ke Simueulue, Sekretaris Daerah Aceh, Taqwallah, berkesempatan mengunjungi tempat pengusaha rotan di Desa Lasikin, Kecamatan Teupah Tengah, Kabupaten Simeulue, Senin (23/5/2022). Selama ini proses produksi rotan di pabrik tersebut juga dibantu oleh Pemerintah Aceh melalui UPTD KPH Wilayah 4 Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Aceh.
Kepala UPTD Kesatuan Pengelola Hutan (KPH) Wilayah IV Aceh, Naharudin, yang juga ikut bersama Sekda Aceh menjelaskan pemanfaatan rotan oleh pelaku usaha di Simeulue dilakukan melalui kerja sama dengan UPTD KPH Wilayah IV. Pihaknya juga melibatkan masyarakat sekitar hutan untuk melakukan pemungutan rotan.
"Sampai saat ini terdapat dua Kelompok Tani Hutan (KTH) yang melakukan kerja sama pengelolaan rotan dengan UPTD KPH IV yaitu KTH Aurivan Bersamo Desa Karya Bakti Kecamatan Salang dan KTH Laut Tawar Desa Amabaan Kecamatan Simeulue Barat," kata Naharuddin dalam keterangannya, Selasa (24/5/2022).
ADVERTISEMENT
Naharuddin mengatakan, kerja sama pengelolaan rotan sesuai dengan kewenangan dan kekhususan Aceh yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh dan Qanun Aceh Nomor 7 tahun 2016 tentang Kehutanan Aceh.
"Pola kerja sama jauh lebih menguntungkan dibanding perizinan yang membatasi produksi hanya 20 ton per izin, sesuai karakteristik sosio kultural masyarakat dan pengendalian evaluasinya lebih efektif melalui UPTD KPH," ujar Naharuddin.
Sekda Aceh, Taqwallah (ketiga kanan) saat meninjau tempat usaha rotan. Foto: Abdul Hadi/acehkini
Lebih lanjut, kata Naharuddin, pola kerja sama sangat menguntungkan masyarakat karena telah membuka lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan serta berkontribusi untuk peningkatan Pendapatan Asli Aceh dan PAD kabupaten penghasil. Para pembeli juga lebih puas karena permintaan rotan bisa dipenuhi tepat waktu.
Produksi rotan tersebut dipasarkan pelaku usaha di Simeulue ke berbagai daerah baik dalam wilayah Aceh maupun ke luar Aceh seperti Medan, Cirebon dan Majalengka.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, sejak Juli 2021 sampai April 2022 produksi rotan yang dihasilkan oleh kedua kelompok tani hutan tersebut telah mencapai 521 ton. “Berhasil menyumbang Penerimaan Negara Bukan Pajak Rp 29 juta, PAA sebesar Rp 27 juta dan PAD Kabupaten Simeulue sebesar Rp 13,5 juta," rinci Naharuddin. []