Eks Panglima GAM Klarifikasi Pernyataan Referendum Aceh

Konten Media Partner
12 Juni 2019 8:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Mantan Panglima Gerakan Aceh Merdeka (GAM), Muzakkir Manaf alias Mualem, mengklarifikasi pernyataannya terkait referendum untuk Aceh, yang sempat heboh dalam sebulan terakhir.
ADVERTISEMENT
"Bahwa pernyataan saya tentang referendum tidak mewakili rakyat Aceh. Saya lakukan hal tersebut secara spontan kebetulan pada event haul meninggalnya Teungku Hasan Muhammad Di Tiro," kata Mualem, dalam video klarifikasi yang beredar di Aceh, Rabu dini hari (12/6).
Pernyataan Muzakir Manaf tentang referendum disebutkannya pada haul Deklarator GAM, Teungku Hasan Muhammad di Tiro, yang dirangkai dengan acara buka puasa bersama kader Partai Aceh dan undangan lainnya, pada Senin (27/5), di Banda Aceh.
ADVERTISEMENT
Dalam pernyataan klarifikasinya, Mualem menyadari rakyat Aceh saat ini cinta damai dan pro Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Ia berharap Aceh ke depan harus lebih maju, dengan membangun Provinsi Aceh dalam bingkai NKRI.
Terakhir, Mualem menuturkan, jika ada hal-hal lain yang menurutnya belum sesuai pasca penandatanganan perdamaian antara GAM dengan Republik Indonesia di Helsinki, Finlandia, 15 Agustus 2005 atau disebut MoU Helsinki, akan diusahakan untuk merealisasikan semua butir-butir yang belum tuntas.
"Hal-hal lain yang menurut saya belum sesuai pasca MoU Helsinki akan saya buat suatu sendiri guna menuntaskan semua butir-butir MoU Helsinki ke depan," kata Mualem.
Berikut isi pernyataan lengkap Mualem dalam video berdurasi leboh dari semenit tersebut:
ADVERTISEMENT
Saya Muzakkir Manaf selaku Ketua PA/KPA menyatakan sebagai berikut. Pertama, bahwa menyatakan saya tentang referendum tidak mewakili rakyat Aceh. Saya lakukan hal tersebut secara spontan kebetulan pada even haul meninggalnya Teungku Hasan Muhammad di Tiro.
Kedua, bahwa saya menyadari rakyat Aceh saat ini cinta damai dan pro-NKRI.
Ketiga, saya berharap Aceh ke depan harus lebih maju, membangun Provinsi Aceh dalam bingkai NKRI.
Keempat, hal-hal lain yang menurut saya belum sesuai pasca MoU Helsinki akan saya buat suatu sendiri guna menuntaskan semua butir-butir MoU Helsinki ke depan.
Tim acehkini