news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Eks Panglima GAM: Sejahterakan Rakyat Tanpa Tunggu Semua MoU Damai Terlaksana

Konten Media Partner
8 Juli 2021 9:52 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Eks Panglima GAM, Muzakir Manaf berbicara saat Milad Partai Aceh ke-14. Foto: Abdul Hadi/acehkini
zoom-in-whitePerbesar
Eks Panglima GAM, Muzakir Manaf berbicara saat Milad Partai Aceh ke-14. Foto: Abdul Hadi/acehkini
ADVERTISEMENT
Eks Panglima Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang kini menjadi Ketua Umum Partai Aceh, Muzakir Manaf, mengajak kadernya menyejahterakan rakyat Aceh tanpa menunggu semua butir perjanjian damai Aceh terlaksana.
ADVERTISEMENT
Perdamaian antara GAM dan Republik Indonesia disepakati di Helsinki, Finlandia, pada 15 Agustus 2005. Perjanjian ini dikenal dengan Memorandum of Understanding (MoU) Helsinki.
"Selain tetap memperjuangkan implementasi MoU Helsinki, kita juga harus lebih maksimal dalam memperjuangkan kesejahteraan rakyat dalam bentuk nyata tanpa menunggu MoU teraplikasi seluruhnya," kata pria yang lebih dikenal Mualem ini dalam peringatan milad ke-14 Partai Aceh, Rabu (7/7).
Peringatan 14 tahun usia partai lokal besutan mantan kombatan GAM itu berlangsung sederhana di Kantor Pusat Partai Aceh di Batoh, Kota Banda Aceh. Mantan Perdana Menteri GAM yang kini menjabat Wali Nanggroe Aceh, Teungku Malik Mahmud Al-Haythar, hadir di sana. Teungku Malik dulu menjadi penanda tangan perjanjian damai dari pihak GAM.
ADVERTISEMENT
Mualem mengatakan kader Partai Aceh harus lebih banyak mendengar masukan dan turun ke tengah masyarakat. "Untuk melihat permasalahan riil rakyat dan memperjuangkannya di dalam pemerintahan, baik level Aceh maupun level kabupaten dan kota," ujarnya.
Sebelumnya, Mualem mengatakan butir perjanjian damai Aceh belum dilaksanakan secara murni dan konsekuen. "MoU Helsinki dan UUPA (Undang-Undang Pemerintahan Aceh) kami melihat belum dilaksanakan secara murni dan konsekuen hanya beberapa persen yang sudah terjadi," katanya.
Mualem mengajak kader Partai Aceh memperjuangkan pelaksanaan butir-butir MoU Helsinki karena itu merupakan kesepakatan yang mengakhiri perang berdarah-darah antara GAM dan Indonesia selama puluhan tahun sejak 1976.
Pendirian partai lokal bentukan GAM itu bertujuan memperjuangkan butir-butir MoU Helsinki agar dapat terealisasi seutuhnya. "Sehingga kader Partai Aceh perlu memperjuangkan MoU Helsinki," ujarnya. []
ADVERTISEMENT
Laporan tentang GAM dan Konflik Aceh dapat dibaca pada topik: Kilas Balik Konflik Aceh