Esai Foto: Merawat Makam Kuno Menteri dan Ulama Aceh Abad ke-18
ADVERTISEMENT
Di kawasan semak belukar pinggiran Gampong Lambung, Meuraxa, Banda Aceh , Minggu siang (4/7/2021), belasan relawan yang tergabung dalam Masyarakat Peduli Sejarah Aceh (Mapesa) berkumpul. Mereka punya agenda merawat ratusan nisan yang tak terurus di makam kuno peninggalan Kesultanan Aceh abad ke-18.
ADVERTISEMENT
Sejumlah peralatan dibawa serta, cangkul, sekop, linggis, parang, tali dan lainnya. Aktivitas dimulai dengan mengangkat nisan yang roboh tertimbun, menyambung yang patah, lalu membersihkannya, dan menegakkan kembali seperti semula.
Lokasi yang terletak di sekitar pantai Ulee Lheu, pernah diamuk bencana tsunami pada 26 Desember 2004 silam. Sebagian nisan tertimbun lumpur tsunami dan berserakan. “Di sini kami perkirakan ada seratus lebih nisan yang mesti dirawat,” kata Mizuar Mahdi, Ketua Mapesa.
Pekerjaan itu akan dilakukan relawan sampai dua atau tiga bulan ke depan, memanfaatkan waktu libur akhir pekan.
Kata Mizuar, belum diketahui nama-nama pemilik makam karena tidak ada inskripsi yang menjelaskan orang yang dimakamkan sebagaimana biasanya terpahat di nisan peninggalan Kesultanan Aceh Darussalam. Perkiraannya, ini adalah makam tokoh dari kalangan istana, para menteri dan ulama Aceh masa lalu. []
ADVERTISEMENT