Festival Sate Matang, Mempromosikan Ikon Kuliner Kabupaten Bireuen

Konten Media Partner
30 Maret 2019 23:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sate Matang, kuliner andalan Kabupaten Bireuen, Aceh. Foto: Humas Aceh
zoom-in-whitePerbesar
Sate Matang, kuliner andalan Kabupaten Bireuen, Aceh. Foto: Humas Aceh
ADVERTISEMENT
Provinsi Aceh memiliki beragam kuliner andalan dari berbagai daerah, salah satunya "sate matang" yang berasal dari Kabupaten Bireuen. 'Matang' bukan berarti masak, tapi merujuk pada nama Ibu Kota Kecamatan Peusangan, yakni Matangglumpangdua.
ADVERTISEMENT
Mendukung pengembangan potensi kuliner tersebut, Pemerintah Provinsi Aceh bersama Pemerintah Kabupaten Bireuen menggelar Festival Sate Matang di Lapangan Galacticon, Cot Gapu Bireuen, pada pukul 10.00-22.00 WIB, selama dua hari, yakni Sabtu (30/3) dan Minggu (31/3).
“Untuk mempromosikan sate matang sebagai ikon kuliner Bireun ke setiap daerah, tingkat nasional maupun mancanegara,” kata Irmayani, Kepala Bidang Sejarah dan Nilai Budaya Disbudpar Aceh, dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (30/3).
Festival ini tidak hanya menampilkan sate matang, tapi juga aneka makanan lainnya yang menjadi kuliner terkenal di Kabupaten Bireuen. Agenda tersebut diharapkan dapat menjadi event tahunan di Kabupaten Bireun.
Sare matang dipanggang di atas bara api dalam festival di Bireuen. Foto: Humas Aceh
Sate matang telah menjadi motor penggerak ekonomi masyarakat Bireun. Salah satu yang populer ialah Sate Matang Apa Leh, usaha kuliner milik Apa Leh itu telah memberikan dampak ekonomi yang baik kepada masyarakat, seperti terbukanya lapangan kerja. Selain itu, si pemilik turut memberdayakan puluhan anak yatim dalam menjalankan usahanya.
ADVERTISEMENT
“Hal ini menjadi kebanggaan masyarakat Bireun karena menjadi kuliner andalan,” kata Wakil Bupati Bireun, Muzakkar A. Gani, Sabtu (30/3).
Sate matang umumnya memakai daging kambing, dimakan dengan bumbu kacang yang khas. Foto: Humas Aceh
Muzakkar menambahkan, Kabupaten Bireun akan terus berusaha untuk memperkenalkan destinasi wisata kuliner. Di samping itu, para pedagang kuliner juga diimbau agar terus berinovasi dalam mengemas produknya serta menjaga kebersihan.
“Marilah kita bersama semuanya, menyukseskan kegiatan Festival Sate Matang dua hari ini,” ujarnya.
Seorang pengujung, Mulyadi Zakaria, mengapresiasi acara perdana Festival Sate Matang yang dilaksanakan pemerintah di Kabupaten Bireun. Menurutnya, acara tersebut telah memberi kesempatan kepada para pedagang untuk menggali potensi kuliner Bireuen.
“Bentuk upaya pemerintah dalam mengangkat potensi kuliner Kabupaten Bireun,” tutur Mulyadi.
Festival Sate Matang merupakan salah satu agenda dari 100 acara kalender wisata Aceh. Festival tersebut menghadirkan 25 pedagang sate dan menampilkan berbagai kuliner khas Bireuen lainnya, seperti nagasari, meuseukat, halua, bhoi, rujak manis Kuta Blang, manisan salak dan timphan sri kaya serta bu payeh. Kegiatan tersebut juga diisi dengan berbagai aneka lomba.
Seorang pedagang menyiapkan sate matang dalam festival kuliner di Bireuen. Foto: Humas Aceh
Reporter: Adi W
ADVERTISEMENT