Foto: Sukses Nurzahidah Berbisnis Donat Buah Labu
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Usaha itu dirintisnya sejak tahun 2014, berawal dari melihat petani kampungnya di Aceh Jaya memanen labu melimpah, tapi dikonsumsi sebatas untuk sayur dan bahan baku timphan. “Sejak saat itu muncul ide untuk memanfaatkan labu menjadi penganan lain, yang terpikir untuk bahan baku donat, kerena saat itu sedang ngetren donat dari kentang,” kata Nurzahidah kepada acehkini, Jumat (12/11/2021).
Sarjana pertanian ini terus mencoba dan berinovasi. Pada 2015, dia mulai serius membuat donat dari labu, lalu memasarkannya. Selain labu, ada juga donat dari ketela ungu.
Sejak itu, dia mengikuti berbagai kompetisi atau lomba dengan tujuan mencari modal membeli peralatan pembuat donat yang lebih moderen. “Pada 2017 dapat hadiah 15 juta dari kegiatan yang saya ikuti, uang itu saya gunakan semua untuk beli mesin dan perlengkapan,” katanya.
Kini, gerainya yang bernama ‘Getlatela’ mampu memproduksi 1.500 sampai 2.000 potong donat setiap hari. Kue itu dijualnya mulai dari 10 ribu perkotak kemasan (isi 6 biji donat) sampai 40 ribu rupiah “Donat topping ada sekitar 15 varian, sementara untuk bomboloni atau donat isi ada 8 varian,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Sementara untuk pemasaran, selama pandemi COVID-19, difokuskan secara online dengan memanfaatkan media sosial. Bahkan Nurzahidah merekrut pekerja kusus untuk digital marketing. “Penjualan utama masih di Banda Aceh, pengiriman ke luar juga masih terbatas di Aceh. Ada juga yang pesan untuk dibawa ke luar wilayah sebagai oleh-oleh,” katanya.