news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Jumat Sore, Pianis Wouter Bergenhuizen Pentas di Banda Aceh

Konten Media Partner
15 Mei 2019 22:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pianis asal Belanda, Wouter Bergenhuizen, hadir pada konferensi pers di Komunitas Tikar Pandan, Banda Aceh, Rabu (15/5). Foto: Habil Razali/acehkini
zoom-in-whitePerbesar
Pianis asal Belanda, Wouter Bergenhuizen, hadir pada konferensi pers di Komunitas Tikar Pandan, Banda Aceh, Rabu (15/5). Foto: Habil Razali/acehkini
ADVERTISEMENT
Pianis asal Belanda, Wouter Bergenhuizen, bakal pentas di Aula Museum Aceh, Kota Banda Aceh, Aceh, pada Jumat sore (17/5). Pertunjukan piano itu dalam rangkaian lawatan ke tiga kota di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Selain Aceh, pria berusia 31 tahun itu juga tampil di Pusat Kebudayaan Belanda Erasmus Huis, Jakarta (11/5) dan Gereja Wesley Methodist, Medan (13/5).
Lawatannya ke Indonesia tersebut difasilitasi oleh Pusat Kebudayaan Belanda Erasmus Huis, Kedutaan Besar Belanda di Jakarta.
Pada pertunjukan piano di Aceh, Wouter akan memainkan repertoar Sonata No.31 dalam A Mayor Op.110 (Ludwig van Beethoven), Holberg Suite Op.40 (Edvard Hagerup Grieg), dan Images-premier livre (Claude Debussy).
Pianis Wouter Bergenhuizen. Foto: Video YouTube
Wouter Bergenhuizen adalah musikus dengan prestasi cemerlang. Pada 2017, dia menjadi satu-satunya kontestan pianis Belanda yang mencapai semifinal The International Franz Liszt Piano Competition di Utrecht. Kompetisi itu diikuti oleh pianis dari seluruh dunia.
"Di Kota Banda Aceh saya rasa punya banyak penikmat musik klasik, tapi tidak ada pemainnya. Jadi saya punya kesempatan untuk memperkenalkan musik klasik kepada masyarakat Aceh," kata Wouter Bergenhuizen kepada jurnalis, dalam konferensi pers di Komunitas Tikar Pandan, Rabu (15/5).
ADVERTISEMENT
Menurut Manajer Proyek Pusat Kebudayaan Belanda Erasmus Huis, Bob Wardhana, pasca-tsunami tahun 2004 hingga sekarang sangat jarang ada musik klasik di Aceh. Padahal menurut dia, musik klasik punya penikmatnya tersendiri di Aceh.
"Di Aceh selama ini sangat jarang ada musik klasik sejak setelah tsunami. Makanya begitu ada musisi musik klasik Belanda ke Indonesia, saya bawa kemari (Aceh)," kata Bob Wardhana.
Konferensi pers pertunjukan piano Wouter Bergenhuizen di Komunitas Tikar Pandan, Banda Aceh, Rabu (15/5). Foto: Habil Razali/acehkini
Sementara, Fauzan Santa dari Komunitas Tikar Pandan, menyebutkan penampilan Wouter Bergenhuizen di Aceh menjadi pemantik untuk menghidupkan kembali musik klasik di Tanah Rencong.
Bahkan, dia optimistis ke depannya musik klasik piano bakal berkolaborasi dengan alat musik tradisional di Aceh, seperti rapai.
"Ini sebagai batu asah atau pemantik untuk membangkitkan musik klasik di Aceh. Kita mungkin ke depannya akan berkaloborasi dengan alat musik tradisional di Aceh, seperti rapai," ujar Fauzan.
ADVERTISEMENT
Reporter: Habil Razali