Kacab Disdik Aceh: Tolak Ukur Keberhasilan Pendidikan adalah Moralitas

Konten Media Partner
28 Juni 2021 19:39 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi calon mahasiswa jelang tes masuk perguruan tinggi di Universitas Syiah Kuala. Foto: Suparta/acehkini
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi calon mahasiswa jelang tes masuk perguruan tinggi di Universitas Syiah Kuala. Foto: Suparta/acehkini
ADVERTISEMENT
Tolak ukur mutu atau kualitas pendidikan Aceh tidak hanya dilihat dari hasil evaluasi Ujian Tulis Berbasis Komputer Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (UTBK- SBMPTN) yang diikuti oleh para lulusan SMA sederajat setiap tahunnya. Namun, tolak ukur keberhasilan pendidikan adalah moralitas dan karakter peserta didik.
ADVERTISEMENT
Hal demikian disampaikan Kepala Cabang (Kacab) Dinas Pendidikan Aceh Wilayah Kota Subulussalam dan Kabupaten Aceh Singkil, Dr. Asbaruddin, dalam keterangannya kepada media, Senin (28/6/2021) di Subulussalam.
“Bila tidak lulus Perguruan Tinggi Negeri (PTN) bukan berarti mutu pendidikan rendah. Keselarasan dan harmonika sosial serta dinamika pembangunan tidak akan berjalan baik, jika dikendalikan oleh individu-individu cerdas tetapi egois dan hedonis-materialis,” ungkapnya.
Kenyataan saat ini, lanjutnya pendidikan yang pada hakikatnya untuk membentuk manusia yang berkarakter, tampaknya belum berhasil di Indonesia saat ini karena cenderung membanggakan serapan masuk PTN dan mengabaikan akhlakul karimah.
“Pendidikan kita baru melakoni misi yang paling rendah dalam pendidikan, yaitu transformasi ilmu dalam upaya pengembangan intelektual, sementara misi moral masih tercecer di antara jalan terjal mimpi dan kenyataan, pertanyaannya siapa yang peduli?,” ujarnya.
Kepala Cabang (Kacab) Dinas Pendidikan Aceh Wilayah Kota Subulussalam dan Kabupaten Aceh Singkil, Dr. Asbaruddin.
Menurutnya, ilmuan tidak boleh hanya memandang rangking dari jalur saintek, humaniora atau perspektif lain, ilmuan harus menjadi illmuan sejati yang tidak menghakimi dari satu sudut padang saja.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, Asbaruddin mengajak pihak Universitas Syiah Kuala (USK) untuk saling intropeksi diri, karena hampir 75 persen guru dan tenaga pendidikan di Aceh itu merupakan lulusan Perguruan Tinggi tersebut.
“Sebagai penyumbang guru terbanyak di Aceh, USK wajib introspeksi diri, apakah proses pendidikan bagi guru telah dilaksanakan dengan baik sehingga tamatannya dapat dipakai untuk satuan pendidikan yang ada di Aceh,” imbuhnya. [*]