Kasus Corona di Aceh Melonjak, Warga Diminta Lebih Disiplin Protokol Kesehatan

Konten Media Partner
17 Juni 2020 22:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Proses pemakaman seorang pasien positif COVID-19 di Aceh yang meninggal dunia pada hari ini, Rabu (17/6). Foto: Suparta/acehkini
zoom-in-whitePerbesar
Proses pemakaman seorang pasien positif COVID-19 di Aceh yang meninggal dunia pada hari ini, Rabu (17/6). Foto: Suparta/acehkini
ADVERTISEMENT
Kasus positif COVID-19 di Aceh hingga Rabu (17/6), melonjak drastis. Dari sebelumnya 27 kasus positif, kini bertambah 10 pasien sehingga berjumlah 37 kasus positif corona. Dari 10 kasus baru hari ini, satu orang di antaranya meninggal dunia dalam penanganan tim medis RICU RSUDZA Banda Aceh sekira pukul 11.00 WIB.
ADVERTISEMENT
Juru Bicara Pemerintah Aceh untuk Percepatan Penanganan COVID-19, Saifullah Abdulgani, mengatakan masyarakat tidak perlu panik menyikapi lonjakan kasus corona dalam seminggu terakhir, dan terbentuknya klaster COVID-19 di Lhokseumawe dan Aceh Utara. Namun, lebih disiplin menjalankan protokol kesehatan pencegahan penularan virus corona dalam setiap aspek kehidupan.
"Virus corona itu memang tak kasat mata, namun korban-korbannya sudah di depan mata kita. Karena itu mari menyikapinya dengan cara yang lebih serius, rasional, dan proaktif menangkal penularannya secara personal maupun bersama-sama masyarakat dan pemerintah daerah," ujar pria yang akrab disapa SAG dalam keterangannya, Rabu sore.
Jubir Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Pemerintah Aceh, Saifullah Abdulgani alias SAG. Foto: Suparta/acehkini
SAG menyebut, Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Aceh terus berkoordinasi dengan gugus tugas kabupaten/kota untuk memperketat pengawasan lalu lintas orang yang keluar-masuk Aceh di perbatasan Aceh Tamiang, Aceh Tenggara, Aceh Singkil, dan Kota Subulussalam. Gugus Tugas Aceh mendukung pengawasan yang lebih ketat oleh gugus tugas kabupaten/kota.
ADVERTISEMENT
"Gugus tugas COVID-19 kabupaten/kota seyogianya meningkatkan penerapan protokol kesehatan di kalangan masyarakat di daerahnya masing-masing. Di tingkat gampong, geuchik dan para pemuda dapat menerapkan konsep 'pageu gampong' dalam masa pandemi COVID-19 ini. Mengawasi ketat setiap tamu yang datang sesuai kearifan setempat, dan dengan cara-cara yang tidak melanggar adat dan sopan-santuan kita selaku orang Aceh," sebutnya.
Menurutnya, masyarakat juga seyogianya aktif melapor dan memberikan informasi kepada aparat gampong (desa), petugas surveilans, tenaga kesehatan, dan pamong masyarakat apabila ada keluarga yang positif COVID-19 agar dapat ditangani dengan baik secara medis, dan melindungi keluarga yang lain agar tidak menjadi korban virus corona.
"Apabila semua unsur masyarakat bergerak bersama, bekerja sama dengan tokoh masyarakat dan pemerintah setempat, Insya Allah mata rantai penularan virus corona dapat diputuskan. Sehingga tidak jatuh korban berikutnya," kata SAG.
ADVERTISEMENT
Ia menyampaikan tambahan 10 kasus baru di Aceh pada hari ini berdasarkan hasil pemeriksaan swab dengan sistem PCR di Laboratorium Litbangkes Aceh, yang hasilnya diterima pada 16 Juni 2020 sekira pukul 18.00 WIB.
SAG menyebut kesepuluh kasus terbaru COVID-19 di Aceh terdiri dari 7 orang dari Aceh Utara, 1 Aceh Besar, 1 Banda Aceh, dan 1 dari Aceh Selatan. Ketujuh kasus dari Aceh Utara tersebut masing-masing berinisial HM (10), MN (18), MY (65), SN (53), MW (65), YN (44), dan KA (49). Mereka terungkap positif COVID-19 usai dilakukan tracking (pelacakan) oleh Tim Surveilans Gugus Tugas COVID-19 Aceh dan kabupaten/kota terhadap orang-orang yang pernah kontak erat dengan salah satu dari 7 orang positif COVID-19 sebelumnya.
ADVERTISEMENT
"Tim surveilans melacak semua orang yang merupakan kontak erat dengan mereka, sesuai protokol penanganan COVID-19," ujarnya.
Ia menjelaskan, begitu MS dan DL diketahui positif COVID-19 pada 6 Juni 2020, tim surveilans mengambil sampel swab terhadap 33 orang kontak erat dan dikirim ke Laboratorium Balai Litbangkes Aceh untuk diperiksa dengan RT-PCR. Hasilnya diperoleh pada 13 Juni dan 16 Juni 2020.
Hasil yang diperoleh pada 13 Juni 2020, terkonfirmasi 5 orang positif COVID-19, yakni JB, MH, YI, dan RM dari Kota Lhokseumawe. Sedangkan SH dari Aceh Utara. Kemudian menyusul hasil pada 16 Juni 2020 terungkap lagi 7 orang lainnya juga positif corona.
Sementara itu, kata SAG, sebanyak 90 spesimen swab hasil surveilans lainnya sedang diperiksa di Litbangkes Aceh. Spesimen tersebut milik orang-orang kontak erat dengan salah satu dari 5 pasien positif COVID-19 yang terkonfirmasi positif pada 13 Juni 2020.
ADVERTISEMENT
"Tim surveilans juga sedang melacak dan mengambil swab orang-orang yang kontak erat dengan salah satu dari 7 orang positif COVID-19 yang terbaru di Aceh Utara," sebutnya.
SAG menambahkan, sampai saat ini tim surveilans belum dapat mengurai siapa orang pertama yang menjadi pembawa (carrier) virus corona itu, yang kemudian menularkannya secara berantai kepada orang-orang yang kontak erat dengannya, baik di Kota Lhokseumawe maupun di Aceh Utara.
"Secara epidemiologis, kasus pertama itu harus diketahui, agar mudah memutuskan pola penularan virus yang mematikan tersebut," ujarnya.
Menurutnya, penderita COVID-19, keluarganya, maupun masyarakat sekitarnya harus membuka semua informasi yang diketahui kepada tim surveilans yang menemuinya, supaya tidak jatuh korban berikutnya. Tim surveilans harus mengatahui riwayat perjalanan 14 hari terakhir orang yang terkonfirmasi positif COVID-19. Begitu juga orang yang pernah kontak dekat dengan penderita harus proaktif melapor kepada petugas kesehatan terdekat.
Membakar APD yang digunakan setelah pemakaman pasien corona di Aceh, Rabu (17/6). Foto: Suparta/acehkini
"Kasus COVID-19 di Kota Lhokseumawe dan Kabupaten Aceh Utara paling banyak saat ini dan sudah menjadi klaster tersendiri. Mari kita semua berkata apa adanya, lebih proaktif, dan bersama-sama melawan virus corona yang mengancam semua orang," ucap SAG.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, lanjut SAG, tiga orang lainnya yang positif Covid-19 dari luar klaster Kota Lhokseumawe dan klaster Aceh Utara, masing-masing berinisial RR (18), MI (29), dan Suk (63).
Ia menyebut laki-laki RR merupakan warga Aceh Selatan memiliki riwayat ke daerah penularan lokal di Sumatera Utara, dengan hasil rapit test menunjukkan reaktif virus, dan hasil pemeriksaan swab juga terkonfirmasi positif COVID-19. Saat ini RR dirawat di RSUD di Aceh Selatan.
Sementara MI, kata SAG, merupakan seorang karyawan sebuah bank swasta di Banda Aceh. Laki-laki yang beralamat di Kota Medan itu tinggal di Kota Banda Aceh. Ia diketahui positif COVID-19 berawal dari reaktif rapid test dan hasil uji swab dengan RT-PCR juga positif terinfeksi virus corona. MI kini dirawat di Ruang Isolasi Pinere RSUDZA Banda Aceh mulai 17 Juni 2020.
ADVERTISEMENT
Adapun Suk (63) yang meninggal dunia saat dalam perawatan Tim Medis RSUDZA Banda Aceh pada hari ini, sebut SAG, merupakan warga Brandan Barat, Sumatera Utara. Berdasarkan informasi dari tim surveilans Gugus Tugas COVID-19, Suk berkunjung ke rumah anaknya di kawasan Lambaro, Aceh Besar. Ia tiba pada 12 Juni 2020.
"Pada 16 Juni 2020 ia mengeluh sakit dan pihak keluarga membawanya ke Rumah Sakit Pertamedika. Tim Medis Pertamedika memutuskan merujuk Suk ke RSUDZA pada hari itu juga. Setiba di RSUDZA, tim medis menemukan gejala pneumonia dan penyakit penyerta lainnya, karena itu diambil swab tenggorokan dan hidung pada 16 Juni 2020, dan hasil pemeriksaan dengan RT-PCR terkonfirmasi Suk positif COVID-19," ujar SAG.
ADVERTISEMENT
Dengan bertambah 10 kasus baru pada hari ini, kata SAG, jumlah positif COVID-19 di Aceh hingga saat ini sudah mencapai 37 kasus. Ia merincikan, pasien positif COVID-19 yang masih dirawat tinggal 15 orang di rumah sakit rujukan, 20 orang sudah sembuh, dan 2 orang meninggal dunia.
Update data COVID-19 Aceh per Rabu (17/6) pukul 15.00 WIB di laman resmi Dinas Kesehatan Aceh.
"Pasien positif COVID-19 yang meninggal dunia di Aceh menjadi 2 orang, yakni pasien yang meninggal pada 23 Maret 2020, dan yang meninggal hari ini di RSUDZA Banda Aceh," sebutnya.
Sementara jumlah Orang Dalam Pemantauan (ODP), sambung SAG, di seluruh Aceh sudah mencapai 2.221 orang. Ia menyebut tidak ada penambahan ODP baru hari ini. Dari jumlah tersebut, 158 ODP masih dalam pemantauan, sedangkan 2.063 lainnya sudah selesai menjalani proses pemantauan atau isolasi secara mandiri.
ADVERTISEMENT
Adapun jumlah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) berjumlah 115 kasus. "PDP yang masih dirawat di rumah sakit rujukan COVID-19 kabupaten/kota saat ini hanya 1 orang, sisanya sebanyak 113 orang sudah sembuh. PDP yang meninggal di Aceh hanya 1 orang pada 25 Maret 2020 lalu," kata SAG.