Kawal Gerakan Konservasi, Jurnalis Aceh dan Sumut Dibekali Pelatihan Investigasi

Konten Media Partner
23 November 2021 20:32 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
STFJ dan YOSL-OIC menggelar pelatihan jurnalistik investigasi untuk sejumlah jurnalis asal Sumut dan Aceh. Foto: Abdul Hadi/acehkini
zoom-in-whitePerbesar
STFJ dan YOSL-OIC menggelar pelatihan jurnalistik investigasi untuk sejumlah jurnalis asal Sumut dan Aceh. Foto: Abdul Hadi/acehkini
ADVERTISEMENT
Sumatera Tropical Forest Journalism (STFJ) dan Yayasan Orangutan Sumatera Lestari-Orangutan Information Centre (YOSL-OIC) mengelar Pelatihan Jurnalistik Investigasi untuk sejumlah jurnalis asal Sumatra Utara (Sumut) dan Aceh. Pelatihan diselenggarakan di Explore Sumatera River Camp Sei Bingai, Kabupaten Langkat, pada Senin-Selasa (22-23/11/2021).
ADVERTISEMENT
Pendiri YOSL-OIC Panut Hadisiswoyo mengatakan, pelatihan jurnalistik investigasi sangat dibutuhkan dalam sebuah gerakan konservasi yang saat ini dihadapkan dengan berbagai persoalan.
"Dengan pelatihan jurnalistik investigasi ini kiranya membangun sebuah gerakan jurnalistik yang sistemik untuk membangun sebuah upaya konservasi," ujar Panut.
Ia menegaskan, bila kondisi saat ini sangat genting hingga diperlukannya langkah serius dan nyata dalam upaya konservasi.
Jurnalis asal Sumut dan Aceh peserta pelatihan jurnalistik investigasi yang digelar oleh STFJ dan YOSL-OIC. Foto: Dok. Panitia
"Kondisi sekarang ini sangat urgent, kita butuh muatan jurnalis yang profesional untuk menghadapi segala persoalan. Semoga pelatihan jurnalistik investigasi ini menjadikan jurnalis yang profesional dan berintegritas," sebutnya.
Direktur STFJ Rahmad Suryadi menyampaikan, kegiatan pelatihan ini diselenggarakan kolaborasi STFJ dengan YOSL-OIC, dengan menghadirkan wartawan senior Tempo, Mustafa Silalahi yang kaya akan pengalaman melakukan jurnalistik investigasi, dan Produser Watchdoc, Indra Jati.
ADVERTISEMENT
"Tujuan pelatihan jurnalistik investigasi ini sebagai upaya kita untuk berperan dalam mengawal konservasi bisa berjalan dengan baik. Banyak harapan agar para jurnalis berperan dalam konservasi. Sebab, dunia, hutan, satwa saat ini kondisinya sekarang tidak dalam keadaan baik-baik saja," kata Rahmad.
STFJ dan YOSL-OIC menggelar pelatihan jurnalistik investigasi untuk sejumlah jurnalis asal Sumut dan Aceh. Foto: Abdul Hadi/acehkini
Ketua PFI Medan itu menyebutkan, banyaknya kasus konflik satwa dengan manusia juga menjadi tantangan untuk memberikan pemahaman agar kasus serupa tak terus terjadi lagi. Seperti belakangan ini terjadinya harimau atau belalai gajah terjerat hingga berujung kematian.
"Ini tidak boleh terjadi lagi. Peran kita sangat besar dalam konservasi ini. Semoga dengan pelatihan ini memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada masyarakat agar konservasi dapat lebih baik lagi," tutur Rahmad.