Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak di Banda Aceh Menurun Selama COVID-19

Konten Media Partner
16 Juni 2020 18:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kekerasan. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kekerasan. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Selama masa pendemi virus corona, kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak secara umum di Banda Aceh menurun drastis. Hal ini sesuai data yang disampaikan oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Banda Aceh.
ADVERTISEMENT
Kepala Dinas P3AP2KB Kota Banda Aceh, Emila Sovayani, mengatakan sepanjang 2020, kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan yang dilaporkan ke Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A), tercatat 39 kasus.
“Khusus di masa pandemi COVID, kasus yang dilaporkan sangat menurun,” katanya kepada acehkini, Selasa (16/6/2020).
Emila Sovayana. Foto: Diskominfotik Banda Aceh
Sejak pandemi mewabah pertengahan Maret 2020 hingga Mei 2020, rata-rata kasus yang dilaporkan adalah 1-4 kasus per bulan. Sementara sebelum wabah corona, rata-rata kasus dapat mencapai 12-14 kasus per bulan. “Jenis kasus masih didominasi Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT),” kata Emila.
Menurutnya, penurunan kasus kekerasan tidak terlepas dari adanya sinergisitas dan kerja sama antara instansi/lembaga lintas sektoral yang selama ini telah terbangun dengan baik. Juga didukung meningkatnya kesadaran masyarakat untuk bersikap baik terhadap anggota keluarganya.
ADVERTISEMENT
Diharapkan ke depan angka kasus kekerasan terutama yang terjadi di dalam rumah tangga dapat terus menurun, hal ini sejalan dengan upaya Pemerintah Kota Banda Aceh yang saat sedang menyusun Rancangan Qanun Kota Layak Anak.
Selama COVID-19, pihak Dinas P3AP2KB Banda Aceh, tak berhenti memberikan layanan bagi perempuan dan anak korban kekerasan, dengan tetap memperhatikan dan menerapkan protokol kesehatan. “Terus mengimbau seluruh masyarakat untuk bersama-sama memperkuat ketahanan keluarga, saling menjaga dan ikut berpartisipasi melakukan upaya pencegahan kekerasan serta pengawasan di lingkungannya masing-masing,” jelas Emila.
Salah satu pelayanan yang diberikan adalah melalui Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga), sebuah lembaga bagi warga Kota Banda Aceh untuk mendapatkan layanan konseling terkait permasalahan yang ada dalam rumah tangga, demi mencegah terjadinya KDRT. “Puspaga fokus pada pencegahan apabila ada potensi yang mengarah kepada kekerasan,” jelas Emila.
ADVERTISEMENT
Selain terkait masalah keluarga, Puspaga juga memberi layanan konsultasi untuk anak-anak yang kecanduan gadget dan korban bullying untuk dilakukan rehabilitasi oleh para tenaga ahli.
“Masyarakat bisa datang ke puspaga kalau untuk melakukan konsultasi bahkan anak-anak kecanduan gadget dan korban bullying bisa datang,” lanjutnya. []