Kenang Jasa Habibie di Aceh, KontraS Minta Pemerintah Bangun Monumen

Konten Media Partner
14 September 2019 16:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jenazah BJ Habibie diberangkatkan ke TMP Kalibata, Jakarta Selatan, pada Kamis (12/8). Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Jenazah BJ Habibie diberangkatkan ke TMP Kalibata, Jakarta Selatan, pada Kamis (12/8). Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
ADVERTISEMENT
Komisi Untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (KontraS) Aceh meminta Pemerintah Aceh, supaya membangun monumen Bacharudin Jusuf (BJ) Habibie di Aceh. Monumen itu, menurut Koordinator KontraS Aceh, Hendra Lawhan Saputra, menjadi salah satu cara untuk mengenang sejumlah niat baik Presiden Ke-3 Indonesia itu kepada Aceh.
ADVERTISEMENT
"Ada tiga jasa Habibie untuk Aceh ketika dia menjabat presiden, yaitu permintaan maaf negara kepada Aceh, pencabutan DOM (Daerah Operasi Militer), dan pembebasan tapol/napol (Tahanan politik dan narapidana politik) Aceh," kata Hendra kepada acehkini, Sabtu (14/9).
Hendra menambahkan, permintaan maaf negara kepada Aceh diucapkan Habibie ketika dia berkunjung ke Aceh, pada 26 Maret 1999. Saat itu, Habibie berpidato di depan Masjid Raya Baiturrahman dan meminta maaf kepada masyarakat Aceh.
Permintaan maaf tersebut, kata Hendra, merupakan sebuah pengakuan dari negara bahwasanya Jakarta atau Indonesia pernah melakukan operasi militer di Aceh. Sehingga, hal itu menjadi ruang untuk mengungkap kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) masa lalu yang terjadi di Aceh selama DOM.
ADVERTISEMENT
"Walaupun cara beliau meminta maaf tidak melalui mekanisme yang benar. Artinya tidak melalui pengungkapan kebenaran lalu baru permintaan maaf negara," tutur Hendra.
Sebelum itu, pada 7 Agustus 1998, BJ Habibie mencabut status Daerah Operasi Militer untuk Aceh. Pencabutan DOM diwarnai penarikan pasukan Tentara Nasional Indonesia (TNI) bersandi operasi Jaring Merah yang bertugas di Aceh selama satu dekade, sejak 1989.
Hendra menyebut, seandainya Pemerintah Aceh serius mengenang kiprah BJ Habibie terhadap Aceh, dirinya menyarankan tidak hanya monumen BJ Habibie. “Tetapi membangun Museum Perdamaian Aceh dan di dalamnya terdapat ruang khusus untuk BJ Habibie,” katanya.
Ia memisalkan Museum Tsunami Aceh yang terdapat ruang khusus nama-nama korban tsunami di dalamnya. "Seperti di Malang dibangun Museum Omah Munir, tetapi di museum itu punya ruang khusus untuk Aceh, memori Munir tentang Aceh," jelas hendra.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Juru Bicara Pemerintah Aceh, Saifullah Abdulgani mengatakan ide tersebut sebagai usulan positif. “Pemerintah Aceh sangat menghargai ide-ide kreatif untuk mengenang sejarah, merawat nasionalisme, merawat perdamaian abadi di Aceh, dan memacu pertumbuhan ekonomi,” katanya kepada acehkini.
Menurutnya, ide tersebut akan dicatat, dan komponen masyarakat Aceh dapat mengusulkannya kembali melalui mekanisme perencanaan pembangunan, yakni Musrembang 2020. Sebab, semua ide dan usulan program kegiatan dibahas bersama melalui mekanisme Musrembang.
Bacharuddin Jusuf (BJ) Habibie meninggal dunia di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta Pusat, pada Rabu (11/9) sekitar 18.05 WIB. Ia meninggal dalam usia 83 tahun, dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta. []
Reporter: Adi W, Habil Razali