Ketika Dosen USK Banda Aceh Mengajari Anak Usia Sekolah Mengenal Jajanan Sehat

Konten Media Partner
16 Februari 2021 20:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dosen Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh mengajari anak-anak usia sekolah di Desa Lambitra, Kabupaten Aceh Besar, untuk mengenal jajanan sehat. Foto: Kiriman Asmawati
zoom-in-whitePerbesar
Dosen Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh mengajari anak-anak usia sekolah di Desa Lambitra, Kabupaten Aceh Besar, untuk mengenal jajanan sehat. Foto: Kiriman Asmawati
ADVERTISEMENT
Kalau biasanya dosen mengajari mahasiswa, tapi kali ini tenaga pengajar di perguruan tinggi itu mengajari anak-anak usia sekolah. Ini seperti dilakukan sejumlah dosen dari Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh.
ADVERTISEMENT
Mereka mengajari anak-anak usia sekolah di Desa Lambitra, Kecamatan Darussalam, Aceh Besar, Aceh, untuk mengenal jajanan sehat dan menghindari yang tidak sehat. Sosialisasi bagian dari pengabdian dosen kepada masyarakat itu dilakukan pada Selasa (16/2).
Adapun dosen yang terlibat, yaitu Dr. Ismail Sulaiman, Dr. Dewi Yunita, Syarifah Rohaya, M.P. dan Dr. Asmawati. Sosialisasi ini turut dibantu mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik Merdeka-Mengajar (KKNT-MM II) Kelompok PA240. Pemilihan jajanan sehat dan menghindari yang tidak sehat sesuai dengan bahan tambahan pangan sesuai Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (Perka BPOM RI) Nomor 21 Tahun 2016.
Ismail Sulaiman menuturkan, pengetahuan mengenai jajanan sekolah sehat dan tidak sangat penting karena makanan yang dimakan sang anak akan mempengaruhi perkembangannya pada masa mendatang. Hal tersebut menurutnya berdampak terhadap perkembangan otak dan kepintaran anak.
Dosen Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh mengajari anak-anak usia sekolah di Desa Lambitra, Kabupaten Aceh Besar, untuk mengenal jajanan sehat. Foto: Kiriman Asmawati
"Salah satu contoh makanan tidak sehat yaitu memiliki warna sangat cerah atau warna tidak normal dari warna aslinya. Pewarna alami terutama pewarna sintetik merupakan salah satu pewarna yang sangat banyak digunakan penjual di pinggir jalan," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Dewi Yunita mengatakan, kebiasaan bersih dan sehat dalam memilih makanan jajanan bagi anak-anak usia sekolah akan menjaga sang anak dari beragam penyakit. Menurutnya, bakteri akan menyerang bila anak mengabaikan kebersihan.
"Apalagi kondisi pandemi saat ini harus membudayakan cuci tangan yang bersih dan menggunakan masker. Tingkat kebersihan pada makanan jajanan merupakan salah satu tolok ukur dalam pemilihan jajanan anak sekolah," kata Dewi.
Di samping itu, Syarifah Rohaya menyebut, anak-anak harus menyadari bahaya penggunaan bahan pengawet seperti sari manis atau dikenal zat aspartam yang sangat sering digunakan dalam jajanan. "Pemanis buatan sangat banyak beredar. Namun, perlu diperhatikan perbedaan antara pemanis buatan dan pemanis alami dalam mengonsumsi jajanan sekolah," tuturnya.
Di sisi lain, Asmawati menjelaskan, penyalahgunaan bahan tambahan makanan dalam masyarakat akan berdampak serius terhadap kesehatan anak-anak dan masyarakat. "Sosialisasi ini dilakukan untuk memberikan informasi kepada anak-anak terhadap pentingnya dan selektif dalam memilih jajanan yang sehat tidak mengandung bahan kimia yang berbahaya," sebutnya.
ADVERTISEMENT
Ketua Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Desa Lambitra Ummi Kalsum menyambut baik pengenalan jajanan yang sehat tersebut. "Pengetahuan ini sangat penting untuk anak-anak umur sekolah supaya tidak jajan sembarangan," katanya.[]