Kisah Ramadhan di Korea: Masjid Itaewon yang Sepi Karena Corona (2)

Konten Media Partner
22 Mei 2020 15:15 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Masjid Itawon, Seoul, Korea Selatan. Foto: Khiththati/acehkini
zoom-in-whitePerbesar
Masjid Itawon, Seoul, Korea Selatan. Foto: Khiththati/acehkini
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Saat acehkini menemui Husna pada 25 April 2020 atau awal Ramadhan, Masjid Itaewon atau Seoul Central Mosque masih tutup. Husna adalah penjual baju muslim di depan masjid pertama di Korea Selatan itu.
ADVERTISEMENT
Kawasan jalan menuju masjid dikenal sebagai islamic street, dipenuhi berbagai restoran halal mulai dari Turki, India hingga otentik Korea. Kawasan masjid tidak seramai biasanya. “Biasanya suasana Ramadhan terasa di sini, dulunya sore hari seperti ini sudah banyak yang datang dan mereka memesan makanan untuk berbuka,” kisah Husna.
Dulunya, Masjid Itaewon juga selalu menggelar acara berbuka gratis setiap harinya di bulan Ramadhan.
Shaf untuk laki-laki di halaman samping. Foto: Khiththati/acehkini
“Datang seminggu lagi,” seru penjaga masjid sambil melambaikan tangan, tanda tidak bisa masuk saat acehkini berjalan ke di depan masjid.
Angka kasus corona meningkat di Korea sejak Februari, dan karenanya semua rumah ibadah tutup mengikuti seruan pemerintah, guna menghentikan aktivitas sementara demi mencegah penularan COVID-19.
ADVERTISEMENT
Pada 5 Mei 2020, Pemerintah Korea Selatan melonggarkan peraturan jaga jarak ketat dan keesokan harinya masjid Itaewon juga buka untuk shalat lima waktu dan tarawih. Walaupun tidak mengelar buka puasa bersama, ada beberapa kupon makan yang dibagi menjelang iftar di gerbang masjid.
Seruan untuk pengunjung masjid. Foto: Khiththati/acehkini
Pemerintah Korea memang masih melarang adanya acara kumpul masal. Sehingga tak heran acara berbuka bersama juga ditiadakan di Masjid Itaewon.
Saya, tidak melewatkan kesempatan ini untuk melihat langsung keberagaman muslim di Korea yang terus bertambah setiap tahunnya. Namun dua hari kemudian, diumumkan adanya gelombang kedua dari COVID-9 yang berpusat di sebuah club pada kawasan Itaewon. Rencana berkunjung ke masjid terpaksa ditunda dulu.
Saat suasana sedikit tenang pada Minggu, 17 Mei 2020, acehkini kembali ke sana melalui Itaewon station exit 3. Sepanjang jalan, kawasan ini lebih sepi dari sebelumnya. Restoran buka namun tidak terlihat pengunjung di dalam. Swalayan yang biasanya ramai, hanya ada sedikit pembeli. Bahkan Husna yang tidak pernah absen berjualan, menutup tokonya.
Pertokoan di Itaewon. Foto: Khiththati/acehkini
Terlihat ada beberapa pengunjung masjid. Sebelum masuk ke perkarangan, semuanya harus diperiksa suhu dan menulis nama berserta nomor kontak yang bisa dilacak serta wajib memakai masker. Hal ini dilakukan apabila ada kasus COVID 19, pengunjung lainnya gampang untuk diperiksa.
ADVERTISEMENT
Tikar dengan saf yang jarang juga sudah diatur di halaman masjid. Beberapa laki-laki terlihat salat di sana. Masih ada waktu sebelum magrib datang, tak lama kemudian ada yang mengantar sedikit makanan untuk berbuka. Sayangnya tidak ada kupon iftar hari itu.
Kompleks Masjid Itaewaon. Foto: Khiththati/acehkini
Saat waktu magrib hampir tiba, lampu masjid hidup menambah semarak hari itu. Namun tidak terlihat keramaian, semua jemaah mematuhi peraturan yang sudah ditetapkan pengurus masjid. Salat berjamah juga dilakukan di luar ruangan dengan jaga jarak, dan jamaah perempuan salat di dalam ruangan yang biasa dipakai oleh pengurus.
Saat saya keluar dari masjid, mampir ke sebuah toko Turki di depan masjid, penjaganya tersenyum sambil menyapa. “Malaysia? Indonesia? sudah lama rasanya saya tidak melihatnya, semoga virus ini segera berakhir dan semuanya akan segera baik-baik saja,” harapnya. []
Hand sanitizer untuk pengunjung ke masjid. Foto: Khiththati/acehkini
ADVERTISEMENT