Komunitas Melek Media Bekali 40 Jurnalis Aceh soal Liputan Investigasi

Konten Media Partner
5 Februari 2020 21:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
CEO acehkini, Adi Warsidi, saat membahani 40 jurnalis muda Aceh, Rabu (5/2). Foto: Dok. acehkini
zoom-in-whitePerbesar
CEO acehkini, Adi Warsidi, saat membahani 40 jurnalis muda Aceh, Rabu (5/2). Foto: Dok. acehkini
ADVERTISEMENT
Komunitas Muda Aceh Melek Media (KOMEMA) menggelar pelatihan peliputan investigasi untuk 40 jurnalis muda Aceh. Kegiatan bertajuk "Digital Investigative Reporting Training for Aceh Youth" itu digelar di Kota Banda Aceh, selama dua hari: Rabu dan Kamis (5-6/2).
ADVERTISEMENT
Pelatihan yang bekerja sama dengan Kedutaan Besar Amerika Serikat itu menghadirkan pemateri: Kepala Ombudsman Perwakilan Aceh, Taqwaddin; CEO acehkini, Adi Warsidi; Jurnalis The Jakarta Post, Hotli Simanjuntak; dan Pimred masakini.co, Maimun Saleh.
Wakil Konsul Amerika Serikat untuk Sumatera, Jessica Panchatha, mengatakan Pemerintah Amerika Serikat sangat mendukung berbagai program pengembangan kapasitas jurnalis di Indonesia termasuk di Aceh.
Wakil Konsul Amerika Serikat untuk Sumatera, Jessica Panchatha, menerima dari Ketua Komema, Rahmat Saleh. Foto: Dok. Panitia
“Kami senang sekali dapat bekerja sama dengan Rahmat dan timnya untuk memberikan keterampilan investigatif kepada para jurnalis muda di Aceh," kata dia, Rabu (5/2).
Sementara Ketua Komema, Rahmat Saleh, menuturkan pelatihan itu digelar untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan reportase investigasi yang berbasis digital.
Menurutnya, setelah pelatihan, pihaknya akan memberikan beasiswa peliputan untuk dua usulan proposal liputan terbaik dengan total Rp 10 juta rupiah.
Kepala Ombudsman Perwakilan Aceh, Taqwaddin, saat memberikan materi pada kegiatan 'Digital Investigative Reporting Training for Aceh Youth'. Foto: Habil/acehkini
Menurut Rahmat, banyak sekali aspek dari layanan publik di Aceh yang menarik dan penting untuk diwartakan dengan pendekatan investigatif.
ADVERTISEMENT
“Jika ada praktik buruk dari sebuah kebijakan atau layanan publik, maka dapat dinvestigasi untuk mengungkapkan misteri di baliknya," sebutnya.
Rahmat menambahkan, ketergantungan publik kepada media digital semakin meningkat sekarang ini. Sehingga pemanfaatan media digital juga perlu dimbangi dengan konten yang bermanfaat untuk publik.
“Di sinilah titik krusial jurnalisme investigasi untuk menghadirkan konten berita yang bermutu, ditunjang dengan data yang valid dan lengkap, narasumber yang berimbang, dan membuka mata publik tentang suatu peristiwa," ujar dia.
Peserta pelatihan 'Digital Investigative Reporting Training for Aceh Youth' berfoto bersama. Foto: Dok. Panitia