Konflik Satwa, Puluhan Hektar Sawah Dirusak Gajah

Tim ACEHKINI
Partner kumparan 1001 Media
Konten dari Pengguna
5 Februari 2019 17:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Tim ACEHKINI tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Areal persawahan dirusak gajah akibat terdesak kerusakan hutan di Kecamatan Keumala, Pidie. (Foto: Kiriman warga)
zoom-in-whitePerbesar
Areal persawahan dirusak gajah akibat terdesak kerusakan hutan di Kecamatan Keumala, Pidie. (Foto: Kiriman warga)
ADVERTISEMENT
Sekitar 21 hektar persawahan warga dua desa di Kecamatan Keumala, Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh, terancam gagal panen akibat konflik satwa. Kawanan gajah semakin terdesak karena illegal logging, turun menguasasi kawasan tersebut. Camat Keumala, Gabaruddin mengatakan jumlah kawanana gajah liar di wilayahnya mencapai 30 ekor. Seluas 21 hektar persawahan yang diinjak oleh gajah liar berada di Gampong Cot Seutui seluas 20 hektare dan Gampong Pulo Baro satu hektare. "Sudah tiga pekan terakhir gajah di kawasan perkebunan dan persawahan warga. Saat ini banyak padi yang menguning dan menjelang panen sudah dimakan oleh gajah," kata Gabaruddin saat dihubungi acehkini, Selasa (5/2). Menurutnya payah penggiringan gajah liar agar kembali ke habitatnya telah berulangkali dilakukan oleh warga sejak tiga pekan lalu dengan membakar mercon. Selain itu, kata Gabaruddin, dalam tiga hari ini sebanyak 3 ekor gajah jinak juga telah diturunkan oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh, untuk membantu proses pengusiran. "Namun, gajah jinak tersebut terpaksa ditarik kembali setelah diserang oleh kawanan gajah liar yang bertubuh lebih besar," tutur Gabaruddin. Dia menambahkan, dalam tiga hari terakhir, intensitas konflik saat dilindungi ini semakin tinggi, sehingga warga di Gampong Cot Seutui, terpaksa memasang tenda di persawahan agar persawahan yang diganggu gajah liar tidak meluas. "Kita akui persoalan gajah liar ini memang dikarenakan oleh kerusakan hutan yang memang habitat gajah, kita selalu mengimbau masyarakat agar tidak melakukan perbuatan illegal logging," ujarnya.
Kawanan gajah liar di perkebunan warga Kecamatan Keumala. (Foto: Kiriman warga)
Kepala Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh, Sapto Aji Prabowo mengakui pihaknya telah menurunkan 3 ekor gajah jinak untuk membantu upaya penggiringan gajah liar agar kembali ke hutan. Namun, tiga gajah itu terpaksa harus ditarik kembali karena diserang oleh gajah liar. "Sementara ini (konflik gajah di Keumala) direspon manual," katanya. Menurut Sapto, gajah liar bertahan di Kecamatan Keumala, karena banyak tanaman yang ditanam masyarakat disukai oleh gajah. Selain itu, di hutan Pidie banyak ditemukan kegiatan penebangan liar yang merusak habitat gajah. "Habitatnya banyak berubah menjadi kebun, juga terganggu illegal logging," ujar Sapto. Solusi jangka pendek yang dilakukan pihaknya adalah penggiringan dan penghalauan. Kemudian, BKSDA dengan BPBD Pidie berencana melatih masyarakat mengenai metode penggiringan gajah yang benar. Jangka panjangnya, BKSDA dan FFI sedang mengajukan pendanaan ke donor luar negeri, untuk membangun parit gajah di jalur keluar masuk gajah. “Semoga bisa terwujud tahun ini. Kita juga berharap masyarakat perlahan-lahan mengganti tanamannya dengan tanaman yang tidak disukai gajah, seperti lemon, pala, dan lada," tutur Sapto.
Padi yang dirusak gajah di kawasan Kecamatan Keumala, Kabupaten Pidie. (Foto: Kiriman warga)
Konflik antara gajah liar dan manusia telah terjadi di Kabupaten Pidie sejak Desember 2015. Konflik ini terparah terjadi di empat kecamatan: Keumala, Mila, Sakti, dan Tangse. Konflik ini semakin parah ketika ada warga yang diseruduk gajah dan beberapa kasus kematian gajah. Pada 30 November 2016, di kawasan Guha Rimueng Gle Barat, Desa Jijiem Kecamatan Keumala, Pidie, satu bangkai gajah ditemukan. Kondisinya tinggal tengkorak dan tulang belulang yang berserakan di lokasi. Sebelumnya, Kamis 28 Januari 2016, Muhammad Diah, 50 tahun, warga Desa Cot Nuran, Keumala, diseruduk gajah liar. Dia mengalami luka memar di dada dan bagian paha. Kemudian, pada Rabu 14 November 2018, Kamaruddin (55) warga Desa Pulo Ie, Beungga, Pidie, harus diboyong ke rumah sakit setelah diinjak gajah liar saat pulang dari kebun. Dia mengalami luka memar di bagian perut dan tubuhnya kini tak bisa bergerak. [] Reporter: Habil Razali
ADVERTISEMENT