LIB dan PSSI Diminta Beri Sanksi Tegas Dalang Kesuruhan Suporter

Konten Media Partner
22 Oktober 2019 15:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kondisi mobil polisi yang mengalami rusak pada kericuhan usai laga PSIM vs Persis. Foto: Dok. Kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kondisi mobil polisi yang mengalami rusak pada kericuhan usai laga PSIM vs Persis. Foto: Dok. Kumparan
ADVERTISEMENT
Insiden kerusuhan antar suporter kembali mewarnai kompetisi sepak bola Liga 2 musim 2019 pada Senin (21/10) kemarin. Selain laga PSIM Yogyakarta vs Persis Solo di Stadion Mandala Krida yang berakhir ricuh, kericuhan juga terjadi usai pertandingan antara Cilegon United kontra Perserang di Stadion Krakatau Steel.
ADVERTISEMENT
Atas dua insiden kerusuhan tersebut, Sekretaris Umum Persiraja Banda Aceh Rahmat Djailani, mengaku turut prihatin dengan kondisi kompetisi sepak bola Indonesia. Ia menyebut, seakan rusuh antar suporter dan pemain sudah menjadi seperti hal yang biasa.
Sebagai salah satu pengurus klub yang berkompetisi di Liga 2, Rahmat Djailani memberikan komentar terkait kerusuhan suporter Cilegon United dan Perserang tersebut. Apalagi menurutnya laga Cilegon United vs Perserang merupakan laga penting bagi Perserang yang sedang dalam mengamankan posisi di babak 8 besar Liga 2 2019.
Sekretaris Umum Persiraja, Rahmat Djailani. Foto: MO Persiraja
"Ini dikarenakan pembiaran oleh PT. LIB dan PSSI. Ketika kelompok suporter Cilegon menyerang Persiraja beberapa waktu lalu, Cilegon tidak ada sanksi sama sekali. Jadi mereka menganggap ya buat aja rusuh, toh tidak di stadion jadi tidak disanksi," kata Rahmat, Selasa (22/10).
ADVERTISEMENT
Ia menjelaskan dari sejumlah video yang beredar di media sosial, kericuhan antara suporter Cilegon United dan Perserang berlanjut di jalan protokol Kota Cilegon. Kericuhan itu berujung pengrusakan, setidaknya sebuah apotek dilempari batu oleh oknum suporter mengakibatkan kaca pintunya pecah.
Terhadap insiden kericuhan antar suporter tim sepak bola tersebut, Rahmat meminta ada tindakan tegas dari PT Liga Indonesia Baru (LIB) sebagai operator kompetisi dan juga dari Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) sebagai induk organisasi sepak bola di Indonesia, terhadap dalang kerusuhan suporter dalam dua insiden tersebut.
"Semoga PSSI maupun PT LIB bisa memberi sanksi tegas kepada suporter maupun pemain yang terlibat kerusuhan. Karena ini menyangkut masa depan sepak bola nasional," ujar Rahmat.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya diberitakan, Persiraja sendiri mengalami insiden serupa baik saat bermain di markas Perserang maupun di kandang Cilegon United pada awal September lalu. Bus yang ditumpangi pemain Persiraja dilempari benda-benda tumpul oleh suporter Perserang saat pulang menuju hotel usai laga.
Sementara saat bertandang ke markas Cilegon United pada 6 September, hotel tempat pemain Persiraja menginap dilempari batu oleh sekelompok massa yang diduga suporter Cilegon United. Beruntung, petugas keamanan setempat langsung datang untuk mengamankan situasi dan tidak ada pemain yang terluka.