Lodi Garden, Kuburan Raja-raja Terakhir Kesultanan Delhi, India

Konten Media Partner
3 Oktober 2019 18:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kompleks Bara Gumbad, masjid dan wisma tamu di Lodi Garden. Foto: Khiththati/acehkini
zoom-in-whitePerbesar
Kompleks Bara Gumbad, masjid dan wisma tamu di Lodi Garden. Foto: Khiththati/acehkini
ADVERTISEMENT
Sebuah taman tenang, asyik untuk hangout, menawarkan kenyamanan di tengah kota super sibuk di New Delhi, India. Taman Lodi Garden tempatnya, dengan latar sejarah masa lalu India, cocok sebagai tempat santai sejenak bagi wisatawan yang berkunjung.
ADVERTISEMENT
Taman di tengah kota itu, sudah ada sejak akhir abad ke-14. Dirancang oleh penguasa Dinasti Sayyed dan Lodi dari Kesultanan Delhi. Taman terawat dengan baik seperti tampilannya saat ini, merupakan renovasi ulang yang dikerjakan oleh JA Stein dan Eckbo tahun 1968 setelah kemerdekaan India.
Biaya masuknya gratis. Buka setiap hari dari pagi hingga malam. Ada beberapa makam kuno di sini, termasuk sisa-sisa tangki air masa lalu. Pengunjung dapat naik Delhi Metro dan turun di JLN Station. Tinggal jalan sebentar, maka taman akan terlihat. Gaya bangunannya merupakan gabungan dari arsitektur era Dinasti Sayyed dan Lodi.
Taman Lodi Garden. Foto: Khiththati/acehkini
Taman ini mempunyai banyak pohon besar yang rindang, memberikan rasa sejuk dibandingkan tempat lain di Ibu Kota India. Ada sekitar 100 jenis pohon yang berbeda, 50 jenis kupu-kupu, beragam burung, dan tupai yang melompat dari satu pohon ke pohon lainnya. Rumput-rumput di dalam juga terawat. Area jalan kaki ditata baik sehingga wisatawan dapat menikmati semua area. Petunjuk bangunan juga terlihat dengan jelas.
ADVERTISEMENT
Saat musim semi tiba, ada beragam bunga yang mekar di sini termasuk mawar, teratai, dan bunga lainnya yang menambah warna taman. Selain itu juga ada observatorium kupu-kupu. Di sini, keluarga India juga gemar berpiknik. Pemandangannya memanjakan mata sering digunakan para pelajar dan mahasiswa untuk menghabiskan waktu luang. Beberapa siswa datang untuk berdarma wisata, belajar sejarah.
Makam Muhammad Syah. Foto: Khiththati/acehkini
Makam Muhammad Syah menonjol terlihat dari jalan raya. Bangunannya berbentuk segi delapan dengan pintu di setiap sisinya. Terdapat juga chhajja yang ditopang dengan batu koral. Chhajja merupakan atap menonjol yang biasanya ditopang oleh dua lengkungan seperti tanda kurung. Di beberapa bangunan memiliki ukiran besar. Desain ini merupakan jenis arsitektur di Rajasthan, Gujarat, Punjab, dan Uttar Pradesh. Kegunaannya untuk melindungi dari sinar matahari dan hujan lebat.
ADVERTISEMENT
Ada delapan kuburan di dalamnya, milik Muhammad Syah berada di tengah. Makam ini yang tertua di kompleks taman Lodi. Ia merupakan Raja terakhir Dinasti Sayyed. Cenotaph ini dibangun oleh Alauddin Alam Shah pada tahun 1444 sebagai penghormatan terhadap pemimpin.
Pengunjung di Lodi Garden. Foto: Khiththati/acehkini
Penghematan uang negara benar-benar dilakukan oleh dinasti ini. Detail hiasan yang dimasukkan ke dalam bangunan tidaklah mewah. Kas negara pada masa ini berkurang, tidak ada karya pembangunan yang monumental, sehingga karya arsitekturnya mereka tuangkan dalam bentuk makam dan kuburan-kuburan kecil yang tersebar di seluruh Delhi. Tak heran, pemerintahannya punya julukan yang mengerikan “Maqbra” yang dari bahasa Arab berarti Kuburan. Makam Muhammad Syah dianggap arsitektur terbaik peninggalan Dinasti Sayyed.
Berjalan lebih jauh akan terlihat Bara Gumbad. Berdiri kokoh seperti pintu gerbang menuju masjid. Bara Gumbad berkubah-kubah tunggal terbuat dari batu. Ini merupakan karya menakjubkan pada zamannya karena kubah juga mempunyai unsur kontruksi karet untuk memperkuatnya. Walaupun dianggap mempunyai tujuan sebagai gerbang masjid, namun melihat gaya dan tahunnya, teori ini tidak mendukung. Sampai saat ini alasan pembuatannya masih menjadi misteri.
Bara Gumbad. Foto: Khiththati/acehkini
Beberapa sejarawan menggangap bahwa Bara Gumbad awalnya dibangun oleh bangsawan tidak dikenal pada tahun 1490 masehi. Kemudian Sikandar Lodi mengambilnya untuk menjadi pintu masuk masjid yang dibangunnya pada tahun 1494.
ADVERTISEMENT
Bara Gumbad memiliki kontruksi persegi. Terbuat dari gabungan braket dan balok. Bergaya Indo-Islam. Memiliki tinggi 29 meter, panjang dan lebar sama-sama 20 meter. Bentuk strukturnya bertingkat tunggal, namun jika dilihat dari luar seperti mempunyai dua lantai.
Benteng di Makam Sikandar Lodi. Foto: Khiththati/acehkini
Masjid berkubah tiga terlihat menawan di sana, juga Mehman Khana atau wisma tamu serta sisa-sisa tangki air kuno di halamannya. Bara Gumbad, masjid dan wisma tamu terbuat dari batu merah, abu-abu, dan hitam. Interiornya dihiasi ornamen yang rumit. Ubin berwarna dan berbagai ukiran. Plaster di dalam masjid dipenuhi hiasan dekorasi daun, bunga, pola geometris, dan ayat Alquran.
Berhadapan dengan Bara Gumbad ada bangunan Shish Gumbad yang dianggap kembarannya, dipisahkan lapangan kecil. Namun, Shish tampak sedikit berkilau karena sinar matahari. Shish artinya kaca. Awalnya dibuat dari ubin berwarna biru bercahaya seperti kaca. Kini hiasan ubin hanya tersisa di bagian atas bangunan.
Shish Gumbad. Shish Gumbad
Langit-langitnya berisi ukiran ayat Alquran dan bunga cantik. Bangunan ini merupakan kompleks makam dari garis keturunan terakhir Lodi yang diperkirakan dibangun sekitar 1489 hingga 1517 Masehi. Kubah kaca ini memilki banyak kuburan tanpa tanda yang tidak diketahui pemiliknya. Dibangun oleh Ibrahim Lodi, Raja terakhir Kesultanan Delhi.
ADVERTISEMENT
Banyak sejarawan percaya ada kuburan Bahlul Lodi di dalamnya. Bahlul adalah pendiri Dinasti Lodi. Selain itu, terdapat bagian dari pengadilan yang digunakan Sikandar Lodi.
Hiasan di kubah makam. Shish Gumbad
Di antara banyaknya bangunan, ikon taman adalah makam Sikandar Lodi. Ia meninggal pada tahun 1517 Masehi dan makamnya dibuat pada tahun yang sama. Makam ini merupakan kompleks kuburan pertama yang memakai konsep taman di seluruh negara anak benua India, serta merupakan makam taman tertua yang masih terawat dengan baik.
Makam terletak di tengah-tengah taman dengan dinding pembatas yang tinggi. Ruangan ini dikelilingi oleh beranda lebar dengan tiang-tiang berukir. Dindingnya memiliki arsitektur Mughal. Makam sendiri dihiasi dengan ubin mengkilap dari berbagai warna. Kontruksinya merupakan kombinasi dari simbolisme gaya Hindu dan ornamen Islam. Pengunjung juga dapat melihat sisa-sisa saluran air yang menghubungkan sungai Yamuna dan Makam.
Makam Sikandar Lodi. Foto: Khiththati/acehkini
Di bawah Mughal, taman ini mengalami renovasi besar-besaran. Akbar, Sultan ketiga Mughal membuatnya sebagai observatorium dan menyimpan beberapa catatan di sini untuk pembangunan perpustakaan. Ia juga membuat Athpulu, yaitu sebuah jembatan dengan delapan dermaga, tujuh lengkungan besar di bawah jembatan dikelilingi danau kecil.
ADVERTISEMENT
Saat Inggris masuk, pemugaran juga dilakukan. Istri Gubernur Jenderal India, Marquess of Wallingdon menata taman ini. kemudian diberi nama Lady Willingdon Garden, saat peresmiannya pada 9 April 1936. Setelah India merdeka taman kembali berganti nama menjadi Lodi.
Masjid di Lodi Garden. Foto: Khiththati/acehkini
Ukiran di masjid. Foto: Khiththati/acehkini
Beberapa Film Bollywood mengambil gambar di lokasi ini. Lagu Aapko Pyaar Chhupaane Ki Buri Aadat dari film Neela Akash menjadi paling lawas. Mereka syuting pada tahun 1965. Lalu ada Silsila yang diperankan oleh Amitabh Bachchan dan Rekha muda pada tahun 1981. Munna Michael, Fanaa yang bercerita kisah cinta tragis Aamir Khan dan Kajol. Tak lupa film box office Shah Rukh Khan berjudul Chakde India.
Waktu terbaik bersantai di sini adalah pagi hari dan menjelang matahari tenggelam, ditemani semilir angin sejuk pada bulan Oktober hingga Maret. Menjadi tempat santai keren, sehabis berbelanja di Khan Market dan berkeliling di Sadarjung Tomb tak jauh dari taman. []
Dinding masjid dipenuhi ayat Alquran. Foto: Khiththati/acehkini
Lodi Garden, tempat santai paling keren di tengah Kota Delhi. Foto: Khiththati/acehkini
Reporter: Khiththati
ADVERTISEMENT