Longsor Renggut Nyawa 4 Pendulang Emas di Hutan Aceh, Jenazah Ditandu Berjam-jam

Konten Media Partner
12 Juli 2021 20:10 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga membawa jenazah pendulang emas. Foto: Dok. Camat Mane
zoom-in-whitePerbesar
Warga membawa jenazah pendulang emas. Foto: Dok. Camat Mane
ADVERTISEMENT
Longsor tebing sungai merenggut nyawa empat pendulang emas di tengah hutan berjarak sekitar 25 kilometer dari Desa Bangkeh, Kecamatan Geumpang, Kabupaten Pidie, Aceh. Pemulangan jenazah harus ditandu dengan berjalan kaki naik turun bukit selama berjam-jam.
ADVERTISEMENT
Empat pendulang emas yang meninggal adalah Fauzi Puteh (40 tahun), Martunis (28 tahun), Alfian (20 tahun), dan Hasbi (40 tahun). "Semua mereka warga Desa Mane, Kecamatan Mane, Pidie," kata Camat Mane Bukhari kepada acehkini, Senin (12/7).
Bukhari mengatakan longsor terjadi pada Sabtu, 10 Juli lalu, sekitar pukul 14.00 WIB, ketika mereka mengindang emas di aliran sungai bagian pinggir tebing. Hujan deras yang mengguyur tak membuat mereka rehat.
Sebelum longsor, satu di antara pendulang mengatakan mendapat banyak butiran emas pada satu titik sungai dekat tebing. "Sehingga teman yang lain ikut turun ke titik itu dan mengeruk bagian sungai hingga ke tebing," ujarnya.
Warga membawa jenazah pendulang emas yang meninggal karena longsor. Foto: Dok. Camat Mane
Manakala keempat pendulang sedang sibuk mengindang emas, petaka timbul. Tebing sungai setinggi lima meter ambrol. Mereka tertimbun tanah longsor. "Ada teman mereka yang melihat longsor, kebetulan menginap di lokasi ramai-ramai," kata Bukhari.
ADVERTISEMENT
Menurut Bukhari, teman yang berada di sana tidak dapat menolong sehingga harus mencari bantuan ke perkampungan. Walhasil masyarakat Geumpang dan Mane berdatangan ke lokasi untuk menjemput jenazah.
Setiba di lokasi, masyarakat menggali tanah longsor dan mengevakuasi keempat jenazah. Pemulangan mayat harus ditandu selama berjam-jam dan baru sampai ke perkampungan pada Minggu. "Proses pemulangan berlangsung di tengah hujan yang tak kunjung berhenti," tutur Bukhari.
Penambangan emas ilegal secara tradisional oleh masyarakat sudah lama berlangsung di kawasan hutan Geumpang. Selain pendulangan, pengambilan emas turut dilakukan dengan penggunaan alat berat dan penggalian lobang. []