Menengok Tradisi Ramadan di Aceh, Menyesap Kopi usai Tarawih

Konten Media Partner
9 Mei 2019 14:15 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Fauzi meracik kopi usai tarawih di warung Solong, Banda Aceh. Foto: Adi Warsidi/acehkini
zoom-in-whitePerbesar
Fauzi meracik kopi usai tarawih di warung Solong, Banda Aceh. Foto: Adi Warsidi/acehkini
ADVERTISEMENT
Usai tarawih di Masjid Ulee Kareng, Banda Aceh, Banta Syahrial tak langsung pulang ke rumah. Dia singgah sejenak di warung kopi Solong yang tak jauh dari masjid. Memilih meja bagian belakang, dia memesan kopi sambil mengobrol bersama rekannya.
ADVERTISEMENT
Satu per satu, rekan-rekannya yang lain ikut merapat, memenuhi meja. Hampir semuanya memesan kopi. “Setelah seharian berpuasa, segelas kopi usai tarawih sangat nikmat,” kata Banta, politisi salah satu partai nasional kepada acehkini, Selasa malam (7/5).
Warung kopi Solong di Ulee Kareng didatangi jemaah tarawih. Foto: Adi Warsidi/acehkini
Menikmati kopi di warung kopi Solong bersama rekan-rekan usai tarawih. Foto: Adi Warsidi/acehkini
Ragam persoalan dibahas di meja itu. Umumnya terkait politik Pemilu 2019, karena sebagian kawan-kawan Banta adalah politisi, sebagian lagi aktivis, ada juga yang pegawai negeri sipil. Semakin malam, diskusi semakin asik.
Usai waktu tarawih hingga tutup pada dini hari, warung kopi Solong ini memang selalu penuh. Kala sebagian pelanggan pulang, datanglah kemudian pelanggan baru silih berganti. Begitu juga dengan ratusan warung kopi lainnya di Banda Aceh, Aceh Besar, dan sebagian besar wilayah Aceh lainnya.
ADVERTISEMENT
Warung di Banda Aceh mulai buka sejak pukul 17.00 WIB untuk mempersiapkan menu bagi warga yang ingin berbuka di sana, maupun yang ingin membeli aneka kue. Warung tutup sekitar satu jam saat isya dan tarawih. Warga memenuhi masjid-masjid, menyisakan sepi sejenak di jalan dan warung-warung.
Banta bersama rekannya di bagian belakang warung kopi Solong, Ulee Kareng, Banda Aceh. Foto: Adi Warsidi/acehkini
“Paling banyak ke warung, usai tarawih. Kalau saat berbuka tidak terlalu banyak kecuali ada agenda buka bersama,” kata seorang pelayan di warung kopi Solong.
Di daerah yang menjalankan aturan syariat Islam, amaran tutup warung saat ibadah telah lama diterapkan, dan selalu disosialisasi jelang Ramadan. Bahkan, Polisi Syariah siap menegur bila ada yang melanggar aturan itu.
Kopi untuk pelanggan usai tarawih. Foto: Adi Warsidi/acehkini
Ibu Kota Provinsi Aceh dikenal sebagai Negeri 1001 Warung Kopi. Lewati saja jalan-jalan protokol, maka pasti terlihat banyak warung di sisinya. Saat malam Ramadan, warung-warung akan penuh dan menjadi daya tarik tersendiri yang tak terlihat di wilayah lain Indonesia.
ADVERTISEMENT
Saat Ramadan, sebagian warung bertahan tutup menjelang sahur, tetapi sebagian lagi hanya sampai masuk dini hari. Usai sahur sampai menjelang berbuka, warung-warung tertutup sepi. Warung-warung kopi yang padat pengunjung terlihat di Ulee Kareng, sepanjang Jalan P Nyak Makam, Simpang Surabaya, Jalan Keutapang, kawasan Jeulingke, beberapa ruas jalan di Batoh, kawasan kampus Darusssalam, dan lainnya.
Rak kue di warung kopi Solong. Foto: Adi Warsidi/acehkini
Seorang penikmat kopi, Ihsan, mengaku selalu mencari kopi di warung usai tarawih Ramadan. “Karena jarang sekali ngopi di rumah, jadi harus ke warung usai tarawih,” katanya di Aroel Kupi, sebuah warung di kawasan Lampineung, Banda Aceh, Rabu malam (9/5).
Dia mengaku, segelas kopi sehari sudah cukup di bulan Ramadan untuk menghilangkan ketagihannya pada minuman berkafein itu. “Kalau hari biasanya di luar puasa, bisa tiga sampai lima gelas sehari,” katanya.
Kopi, kopi sanger, dan kue-kue di warung Aroel Kupi, Lampineung, Banda Aceh. Foto: Suparta/acehkini
Para penikmat kopi di Aroel Kupi usai tarawih. Foto: Suparta/acehkini
Kebiasaan orang Aceh tak menyeduh kopi di rumah praktis membuat warung-warung kopi di setiap sudut Banda Aceh penuh usai tarawih. Pada malam-malam Ramadan, warga akan bergerak bersamaan dari masjid ke warung-warung. Sebagian baru pulang sampai sahur. []
ADVERTISEMENT
Reporter: Adi Warsidi