news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Menikmati Buka Puasa Bersama di Masjid Sheffield, Inggris

Konten Media Partner
2 Juni 2019 5:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical

Kolom

Berbuka di Masjid Sheffield, Inggris. Foto: Fahmi Yunus
zoom-in-whitePerbesar
Berbuka di Masjid Sheffield, Inggris. Foto: Fahmi Yunus
ADVERTISEMENT
Belasan mobil terlihat memasuki perkarangan parkir gereja Christian Science Church and Sunday School. Setelah memarkirkan kendaraannya, para wanita berjilbab dan pria memakai jaket atau sweter disertai anak-anaknya berjalan ke arah Masjid Muslim Welfare House of Sheffield (MWHS), salah satu masjid di Kota Sheffield, Inggris. Jaraknya hanya 50 meter di seberang gereja. Mereka menuju masjid untuk ikut buka puasa bersama yang digelar oleh MWHS setiap hari Sabtu dan terbuka untuk umum.
ADVERTISEMENT
Masalah parkir mobil menjadi salah satu masalah penting di kota-kota di Inggris termasuk Sheffield. Selain ongkosnya mahal, pengguna kendaraan tidak bisa parkir kendaraan di sembarang tempat. Salah parkir, kena tilang konsekuensinya. Memahami masalah tersebut, komunitas gereja yang letaknya berdekatan dengan masjid MWHS memberikan 'kemudahan' parkir gratis kepada umat Islam yang hendak menjalankan ibadah salat magrib hingga tarawih sebulan penuh selama Ramadan.
Menyadari apresiasi tinggi dari umat non-muslim terhadap kebebasan beribadah muslim sebagai minoritas, pihak pengurus masjid juga merasa perlu untuk menjaga lingkungannya agar tetap nyaman dan tenang. Lokasi masjid MWHS berada di tengah-tengah komunitas yang mayoritas keluarga beragama non-muslim dan berdekatan dengan rumah warga yang sudah berusia lanjut.
ADVERTISEMENT
Sementara waktu berbuka puasa adalah pukul 9 jelang malam, disusul dengan salat isya dan tarawih yang dimulai pukul 10.45 malam. Bagi non-muslim, ini adalah waktu bagi mereka mulai beristirahat dan tidur tenang. Dan salat subuh juga masih tergolong dini hari, yaitu sebelum jam 3 pagi. Tidak heran, manajer atau pengurus masjid selalu mengingatkan para jemaah untuk memperhatikan ketenangan tetangga masjid, seperti tidak berisik saat masuk atau meninggalkan tempat ibadah.
Selain perhelatan kenduri bukber atau buka bersama setiap Sabtu, pihak masjid juga menyediakan buka puasa bersama setiap hari, khusus kepada para mahasiswa. Sebagai mahasiswa yang tergolong ke dalam 'kaum' yang malas memasak, berbuka gratis seperti ini adalah peluang luar biasa dan nikmat, tak mungkin diingkari.
Suasana berbuka di masjid. Foto: Fahmi Yunus
Walaupun gratis, pengurus masjid punya cara unik agar makanan yang sudah dipesan tidak berlebihan atau mubazir. Melalui kampus, mahasiswa juga diwajibkan mendaftar dan membayar 1 poundsterling atau sekitar Rp 18.500. Nantinya uang tersebut akan dikembalikan lagi kepada mahasiswa yang telah datang ke acara berbuka bersama tersebut.
ADVERTISEMENT
Artinya, uang 1 pounds tersebut semacam 'uang komitmen' agar para mahasiswa tidak sembarang daftar dan tidak terkesan gratis, sehingga berpotensi makanan berlebih jika mereka tidak hadir.
Sheffield adalah kota di Inggris yang sejak dulu terkenal dengan industri baja. Jumlah masjid di kota ini diperkirakan berjumlah lebih 30 unit. MWHS sendiri adalah salah satu masjid memiliki luas kurang lebih 160 meter persegi, didirikan pada tahun 1975. Sebagian besar muslim di sini adalah imigran mulai dari Yaman, Arab Saudi, Turki, hingga Somalia dan Nigeria atau mahasiswa internasional yang sedang berkuliah.
Di beberapa taman saat sore, sering terlihat ramai ibu-ibu berpakaian muslim menemani anak-anaknya bermain. Bahkan, wali kota yang lalu, Magid Magid, adalah seorang muslim keturunan Somalia. Ia menjabat sebagai wali kota di usia yang relatif sangat muda, yaitu 28 tahun.
ADVERTISEMENT

Kanji Rumbi ala Sheffield

Jangan harap ada kue-kue seperti risol, bakwan, pisang goreng, apalagi kolak pisang dan makanan ringan basah ala Indonesia, saat berbuka. Walau berbeda, namun tetap kaya gizi dan rasa. Segera setelah azan magrib berkumandang, menu seperti kurma, roti, dan sup sudah terhidang di karpet masjid yang dilindungi oleh plastik transparan untuk mencegah makanan dan minuman tumpah di tempat salat. Terkadang ada jemaah yang membawa buah-buahan sebagai tambahan.
Yang menarik perhatian saya, adalah pada menu yang mereka sebut dengan sup. Bentuknya seperti bubur ayam, terbuat dari bahan beras dengan beragam bumbu dan ayam cincang. Teman saya menyebutnya sup Yaman. Sup ini persis seperti kanji rumbi, sejenis bubur khas Aceh yang biasa dijumpai saat bulan Ramadan.
ADVERTISEMENT
Bedanya dari segi warna. Kanji rumbi di Aceh warnanya lebih putih, sedangkan sup ini lebih kuning dan kental. Namun dari segi rasa boleh dibilang hampir sama. Hati kecil saya berujar, cukuplah sup ini menjadi pereda rindu kuliner nusantara bagi anak indekos seperti saya.
Takjil mirip kanji rumbi saat berbuka puasa. Foto: Fahmi Yunus
Setelah berbuka dengan makanan ringan, para peserta bukber menunaikan salat magrib berjemaah. Usai salat, menu berat pun tersedia. Untuk hari Sabtu, biasanya pihak masjid menyediakan masakan ala Timur Tengah, seperti nasi briyani kotak dengan lauk kambing. Berbeda dengan di kampung halaman, kalau makan nasi biasanya hanya disertai daging ukuran sedang sepotong atau dua potong saja.
Namun di sini, daging kambingnya seukuran telapak tangan orang dewasa, terkadang menutupi nasi yang tersaji. Saya bilang ke sesama teman Indonesia, “Ini namanya makan kambing pake nasi. Bukan makan nasi pake kambing”.
ADVERTISEMENT
Untuk perut ukuran Indonesia seperti saya, nasi dan lauk seperti itu bisa untuk dimakan dua kali sesi. Atau jika sanggup menghabiskan dalam sekali makan, dijamin Anda akan super kenyang hingga sahur tiba. Efek negatifnya, saat tarawih dijamin rasa kantuk luar biasa melanda.
Nasi kuning dan ayam menu berbuka di Masjid Sheffield, Inggris. Foto: Fahmi Yunus

Sepuluh Malam Terakhir

Sama seperti masjid-masjid lain di Indonesia, pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadan kegiatan ibadah malam ditambah. Pun demikian dengan MWHS. Usai salat tarawih, banyak jemaah yang memilih iktikaf dan menanti waktu salat malam atau tahajud. Teman-teman mahasiswa Indonesia juga sering melakukan safari iktikaf. Atau menjajaki satu per satu masjid di Sheffield.
Karena salat isya dan tarawih dimulai menjelang jam 11 malam, biasanya tarawih berakhir sekitar pukul 12 malam. Lalu jemaah istirahat sejenak dan melanjutkan qiyamul lail pada pukul 01.00 dini hari. Waktu malam di musim semi seperti ini lebih pendek, hanya kurang dari 6 jam. Salat juga tidak bisa berlama-lama, karena harus berburu dengan waktu sahur. Sekitar jam 2 salat malam usai, lalu jemaah dipersilakan menikmati hidangan sahur yang sudah tersedia.
ADVERTISEMENT
Di Indonesia rata-rata waktu berpuasa kurang lebih 14 jam. Saat mendapati negara yang punya waktu berpuasa lebih dari 18 jam, awalnya saya sempat khawatir. Takut-takut 'cacing-cacing' di perut tak kuat menahan lapar atau lidah ini tak kuat menahan godaan secangkir kopi atau teh. Tapi, setahu saya belum pernah ada orang yang meninggal karena berpuasa di sini. Bahkan di negara-negara seperti Norwegia, umat muslim bisa tak makan dan tak minum selama 21-22 jam.
Saya (kanan) bersama beberapa rekan Indonesia saat berbuka puasa.
Tapi kekhawatiran terbesar saya sebenarnya lebih kepada gejala Islamophobia yang makin marak di negara-negara Eropa seperti Inggris. Namun, selama hampir 5 bulan hidup di Kota Sheffield, saya justru merasakan sebaliknya. Walaupun menjadi minoritas, umat Islam di sini bebas berekspresi khususnya melaksanakan ibadah serta menggunakan atribut-atribut keislaman. Didukung oleh tradisi dan budaya masyarakat lokal atau non-muslim yang sangat ramah dan menghormati hak-hak orang lain.
ADVERTISEMENT
Bukan saya saja yang merasakan hal tersebut, salah seorang teman mahasiswa doktoral dari Arab Saudi pernah berujar, “Sheffield ini sudah seperti kota muslim. Bukan dari segi jumlah warganya. Tapi dari bagaimana kehidupan masyarakat yang damai, taat peraturan, dan saling menghargai, sama seperti dengan yang diajarkan oleh agama kita, Islam”. []
Penulis: Fahmi Yunus
Mahasiswa Doktoral pada School of Management University of Sheffield (Penerima Beasiswa LPDP)