Menteri Agama tentang Bomber di Medan: Salah Memahami Ajaran

Konten Media Partner
17 November 2019 20:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Agama, Fachrul Razi. Foto: Abdul Hadi/acehkini
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Agama, Fachrul Razi. Foto: Abdul Hadi/acehkini
ADVERTISEMENT
Menteri Agama Republik Indonesia, Fachrul Razi, menyatakan teror bom bunuh diri di Markas Polisi Resor Kota Besar (Mapolrestabes) Medan, Sumatra Utara, disebabkan adanya salah pemahaman mengenai ajaran agama. Menurutnya, teror itu justru bertentangan dengan nilai-nilai agama.
ADVERTISEMENT
"Berbagai kejadian, termasuk yang terakhir di Medan adalah fenomena di mana ajaran agama disalahpahami yang berwujud aksi-aksi kekerasan yang bertentangan dengan nilai-nilai luhur agama itu sendiri," ujar Fachrul Razi, di Gedung Asrama Haji, Banda Aceh, Minggu sore (17/11).
Di Gedung Asrama Haji, Fachrul Razi menghadiri pertemuan dengan ulama Aceh dan Aparatur Sipil Negara (ASN) Kemenag Aceh. Pertemuan itu bagian dari kunjungan kerja Menteri Agama ke Aceh, selama tiga hari: Sabtu-Senin (16-18/11).
Dalam pertemuan tersebut, turut hadir Kakanwil Kemenag Aceh M Daud Pakeh serta sejumlah ulama karismatik Aceh.
Menteri Agama saat dipeusijuek dalam acera Maulid di Unsyiah, Banda Aceh. Foto: Abdul Hadi/acehkini
Menurut Fachrul, agama adalah perilaku kepada Tuhan dan sesama manusia. Agama adalah akhlak mulia sebagaimana diajarkan oleh kitab suci dan para nabi. Dia menyebut, tidak ada agama yang mengajarkan kekerasan untuk menyakiti sesama.
ADVERTISEMENT
"Di sinilah peran para ulama dan tokoh agama dituntut untuk memberikan pencerahan bagi umat. Kementerian Agama, saat ini, terus mendorong kepada seluruh umat beragama agar memiliki cara pandang, sikap, dan perilaku beragama yang adil, tawassuth (jalan tengah), tawazun (berimbang), tasamuh (toleransi), dan prinsip-prinsip moderasi beragama lainnya," tutur dia.
Fachrul menambahkan, saat ini Kementerian Agama sedang giat mengkampanyekan pola keberagamaan yang moderat (wasathiyah) kepada dunia internasional agar menjadi referensi negara lain mengenai harmoni antara agama dengan demokrasi.
"Sebagaimana kita laksanakan pertemuan ulama-ulama sedunia bersama bapak Presiden di Istana Bogor beberapa waktu lalu. Di belahan dunia kita saksikan banyak negara-negara yang terperangkap oleh sistem keyakinan agama justru untuk saling serang, saling menyakiti, bahkan saling meniadakan (membunuh)," sebutnya.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Kementerian Agama juga berencana akan memberikan pembekalan bagi para ustadz dan DAI , dalam hal wawasan dan agar tidak memprovokasi masyarakat. []