Milenial di Aceh Ikrar Partisipasi Wujudkan Pemilu Ramah Lingkungan

Tim ACEHKINI
Partner kumparan 1001 Media
Konten dari Pengguna
12 Februari 2019 17:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Tim ACEHKINI tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Spanduk Caleg di Banda Aceh yang dipaku di Pohon. Foto: Adi Warsidi
zoom-in-whitePerbesar
Spanduk Caleg di Banda Aceh yang dipaku di Pohon. Foto: Adi Warsidi
ADVERTISEMENT
Jelang 64 hari menuju hari pencoblosan Pemilihan Umum (Pemilu) serentak pada 17 April 2019, seratusan pemuda-pemudi Kota Banda Aceh menyatakan komitmen untuk menjaga kelestarian lingkungan, dan berperan aktif mewujudkan Pemilu ramah lingkungan.
ADVERTISEMENT
Gemal Bakri dari Zero Waste Aceh kepada acehkini, Selasa (12/2), menyebutkan hingga kini Calon Legislatif (Caleg) yang ikut sebagai kontestan pada Pemilu 2019, minim kampanye kepedulian terhadap lingkungan. "Caleg masih kurang mengangkat isu-isu lingkungan yang seharusnya sudah menjadi isu global," ujarnya.
Kondisi tersebut mendorong kaum milenial Banda Aceh untuk menyatukan barisan mengatasi dampak buruk dari perhelatan pesta demokrasi terhadap lingkungan hidup di Kota Banda Aceh, sebagaimana telah diamanatkan dalam Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU) Nomor 23 dan 33 Tahun 2018 tentang Kampanye Pemilihan Umum. "Kami mendorong para pihak untuk memikirkan dampak yang bisa diminimalisir dari penggunaan Alat Peraga Kampanye (APK) pada Pemilu," ujar Gemal.
Kata Gemal, deklarasi dan ikrar bersama untuk menjaga kelestarian lingkungan berlangsung pada diskusi publik dengan tema Pemilu Ramah Lingkungan di Aula Balai Kota Banda Aceh, Senin (11/2). Ada tiga poin pernyataan yang dibacakan secara bersama-sama dan serentak oleh milenial Kota Banda Aceh tersebut.
Acara Diskusi Ramah Lingkungan di Aula Kota Banda Aceh. Foto: Husaini Ende
"Kami, pemuda pemudi Banda Aceh dangan ini berikrar. Satu, akan menjaga kelestarian lingkungan Kota Banda Aceh sebagai wujud ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa."
ADVERTISEMENT
"Dua, ikut berperan aktif mewujudkan Pemilu yang damai, jujur dan adil. Tiga, ikut berperan aktif mewujudkan pemilu yang ramah terhadap lingkungan kota," demikian ikrar pemuda-pemudi yang dipandu Dosi Alfian, pembawa acara.
Kegiatan yang digelar oleh Komunitas Perhimpunan Intelektual Muda (PINTU) Aceh ini diikuti oleh 100 peserta dari kalangan mahasiswa dan berbagai komunitas. Mereka perwakilan dari Zero Waste Aceh, Lembaga Sahabat Hijau, Sobat Bumi, Duta Lingkungan Banda Aceh, Duta Sanitasi Aceh, Koalisi Pemuda Hijau (Kophi) Aceh, Terminal Kreasi Aceh, Komunitas Pesawat Kertas, Earth Hour Aceh, Forum Kolaborasi Komunitas (FKK), GenBi Aceh, WALHI Aceh, WWF Aceh, Sahabat Laut, Pelajar Cinta Lingkungan (PCL) Aceh dan ADT Reuse Product.
Gemal menambahkan, Komunitas Zero Waste Aceh bersama sejumlah lembaga lainnya terus memantau penggunaan APK pada Pemilu 2019 di Kota Banda Aceh, sehingga setelah pemilu selesai nantinya spanduk-spanduk APK caleg bisa dimusnahkan dengan baik.
Spanduk Caleg di Banda Aceh belum ramah lingkungan. Foto: Adi Warsidi
Fenomena banyaknya APK Caleg yang tidak ramah lingkungan, membuat Panwaslih Kota Banda Aceh kembali mengimbau kepada partai agar menempatkan APK di lokasi yang sudah diatur berdasarkan PKPU Nomor 23 dan 33 tahun 2018 tentang Kampanye Pemilihan Umum. Imbauan ini dimaksudkan untuk menjadikan Kota Banda Aceh lebih rapi dan ramah dengan APK.
ADVERTISEMENT
"Bagaimana pun masyarakat Kota Banda Aceh sekarang sudah cerdas, tentu melihat dan memilih Caleg-caleg yang taat aturat," ujar Afrida, Ketua Panwaslih Kota Banda Aceh.
"Makanya slogan kita pilihlah caleg yang cerdas, yang mentaati aturan dan menempatkan APK-nya sesuai dengan yang sudah diatur," tambahnya.
Sementara itu, Sekda Kota Banda Aceh, Bahagia, mengajak semua pihak untuk bekomitmen mewujudkan Kota Banda Aceh bersih dari sampah serta mengurangi pemasangan atribut yang dapat membuat lingkungan rusak. "Marilah kita wujudkan lingkungan yang bersih indah dan nyaman, karena hal tersebut sudah sepatutnya menjadi kewajiban kita bersama,” pungkasnya.
Reporter: Husaini Ende