Orang Utan Hope Jalani Operasi Tulang, Pengangkatan Peluru Ditunda
ADVERTISEMENT
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Orang utan Hope yang ditembaki 74 peluru senapan angin dan sekujur tubuhnya luka parah, menjalani operasi tulang di Pusat Rehabilitasi Orangutan Sibolangit, Sumatera Utara. Operasi dilakukan untuk menyambung tulang bahu bagian kanan yang patah pada orang utan berusia 30 tahun itu, Minggu (17/3).
ADVERTISEMENT
"Alhamdulillah, Hope telah dioperasi dan berjalan lancar. Operasi dilakukan terhadap tulang bahu yang patah. Operasi berlangsung selama tiga jam," ujar Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh, Sapto Aji Prabowo, dalam keterangannya kepada jurnalis, Senin (18/3).
Operasi dilakukan oleh dokter hewan dari Yayasan Ekosistem Lestari melalui program The Sumatran Orangutan Conservation Programme (YEL-SOCP) dan Dokter Andreas, spesialis ortopedi dari Swiss, serta dihadiri dokter dari Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumatera Utara dan Orangutan Information Center (OIC).
Pascaoperasi, kondisi Hope semakin membaik. "Secara umum status kesehatan membaik. Beratnya naik lima kilogram dari kondisi pertama sekali dibawa ke sana. Sudah mau makan dan minum juga," tutur Sapto.
Sapto menyebut operasi itu hanya difokuskan pada penyambungan tulang yang patah, bukan pengangkatan peluru. "Operasi ini adalah pemasangan pelat pada bahu yang patah dan mengobati luka-luka yang infeksi," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Hingga kini baru tujuh peluru dari total 74 peluru senapan angin yang telah dikeluarkan dari tubuh Hope. Untuk rencana operasi pengambilan peluru ditunda dengan mempertimbangkan kondisi Hope.
Hope adalah induk orang utan yang ditembaki 74 peluru dan tubuhnya luka parah sehingga harus dievakuasi dari kebun kepala sawit warga di Kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam, Aceh, pada Minggu (10/3/2019).
Nama Hope yang berarti 'harapan' diberikan agar orang utan itu punya harapan untuk bertahan hidup. Sementara anaknya berumur satu bulan mati dalam perjalanan ketika menuju Pusat Rehabilitasi Orangutan Sibolangit, Sumatera Utara. []
Reporter: Habil Razali