Pakar Transportasi: Kapal ‘Aceh Hebat’ Penyeimbang Konektivitas Antarwilayah

Konten Media Partner
4 Oktober 2020 12:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
KMP Aceh Hebat 1, saat uji coba di Tanjung Balai Karimun, Kepulauan Riau. Foto: Dok. Dishub Aceh
zoom-in-whitePerbesar
KMP Aceh Hebat 1, saat uji coba di Tanjung Balai Karimun, Kepulauan Riau. Foto: Dok. Dishub Aceh
ADVERTISEMENT
Kehadiran tiga Kapal Motor Penyeberangan (KMP) Aceh Hebat yang sedang disiapkan untuk melayari rute antarwilayah kepulauan di Aceh, dinilai sangat positif sebagai penyeimbang transportasi yang terkoneksi (multimoda) di Aceh.
ADVERTISEMENT
"Moda darat, laut, dan udara itu memang harus terkoneksi secara bersamaan, harus seimbang agar ekonominya berkembang," kata Prof. Sofyan Saleh, pakar transportasi Aceh yang juga akademisi Universitas Syiah Kuala (Unsyiah), Minggu (4/10/2020).
Prof. Sofyan menyebutkan, seperti halnya anggaran multiyears yang harus berjalan agar ada keseimbangan konektifitas transportasi. Hal ini seperti yang pernak diprogramkan mantan Gubernur Aceh, (Alm) Ibrahim Hasan untuk membebaskan rakit, di wilayah Barat Selatan Aceh. Wilayah tersebut, kini telah terbuka dan lancar.
"Tujuan (anggaran) multiyears saya pikir sama, untuk membuka akses, agar insfrastruktur transportasi di Aceh menjadi baik dan punya konektivitas untuk pengembangan ekonomi antarwilayah," ujar Prof. Sofyan, satu di antara tiga profesor transportasi di Sumatera.
Menurutnya, infrastruktur dan akses transportasi sangat penting supaya tidak ada daerah yang terisolir, dapat terjangkau, waktu lebih cepat, dan distribusi barang merata. "Kalau soal anggaran itu persoalan lain, tapi yang penting infrastrukturnya harus tersedia bagi segelintir orang pun di tengah hutan sana," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Soal laut sendiri, yang dibicarakan bukanlah yang menuju ke negara lain, tetapi menuju ke Pulau banyak, Pulau Aceh, Sinabang, Sabang, dan lain-lain, seharusnya itu digalakan sejak dulu yang dimulai dengan subsidi, nanti setelah mulai terbuka baru diberlakukan tarif sebenarnya. "Kalau dalam transportasi itu ada istilah kalau belum berkembang, itu disubsidi oleh pemerintah. Transport udara dan darat juga sama," lanjut Prof. Sofyan.
Seperti diberitakan sebelumnya, saat ini pemerintah Aceh melalui Dinas Perhubungan sedang mempersiapkan 3 (tiga) unit kapal ro-ro untuk melayani tiga lintasan yaitu; KMP Aceh Hebat 1, berkapasitas 1300 GT yang dibangun pada Galangan PT. Multi Ocean Shipyard di Tanjung Balai Karimun, Kepulauan Riau, akan melayani lintasan Pantai Barat – Simeulue.
ADVERTISEMENT
Sementara KMP Aceh Hebat 2, berkapasitas 1100 GT yang dibangun pada Galangan PT. Adiluhung Saranasegara Indonesia di Madura, Jawa Timur, akan melayani lintasan Ulee Lheue (Banda Aceh) – Balohan (Sabang). Terakhir, KMP Aceh Hebat 3, berkapasitas 600 GT yang dibangun pada Galangan PT. Citra Bahari Shipyard di Tegal, Jawa Tengah melayani lintasan Singkil – Pulau Banyak.
Sementara untuk konektivitas darat, pemerintah Aceh telah memulai membuka isolasi daerah terpencil dengan membangun jalan yang menghubungkan antar-kabupaten di Aceh, antara lain:
1. Peningkatan Jalan Peureulak-Lokop-Batas Gayo Lues 2. Peningkatan Jalan Batas Aceh Timur-Kota Karang Baru 3. Peningkatan Jalan Sinabang-Sibigo 4. Peningkatan Jalan Batas Aceh Selatan-Kuala Baru-Singkil-Telaga Bakti 5. Peningkatan Jalan Sp. Tiga Redelong-Pondok Baru-Samar Kilang 6. Peningkatan Jalan Nasreuhe-Lewak-Sibigo 7. Peningkatan Jalan Trumon-Batas Singkil 8. Peningkatan Jalan Trumon-Batas Singkil 9. Peningkatan Jalan Batas Aceh Timur – Pining – Blangkejeren 10. Peningkatan Jalan Blangkejeren-Tongra-Batas Aceh Barat Daya 11. Peningkatan Jalan Peureulak-Lokop-Batas Gayo Lues 12. Peningkatan Jalan Peureulak – Lokop – Batas Gayo Lues 13. Peningkatan Jalan Jantho-Batas Aceh Jaya 14. Peningkatan Jalan Batas Gayo Lues-Babah Roet.
ADVERTISEMENT