Pemerintah Aceh dan DPRA Minta Polisi Usut PMI, Soal Kirim Darah ke Tangerang
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Gubernur Aceh Nova Iriansyah melalui akun twitter menanyakan kebenaran berita soal pengiriman darah tersebut. "Agar tidak menjadi 'fitnah' dimohon pihak berwajib/berwenang melakukan penyelidikan/audit terhadap PMI Kota Banda Aceh," tulis Nova, Rabu (11/5) malam.
Juru Bicara Pemerintah Aceh, Muhammad MTA, mengatakan donor darah rutin oleh aparatur sipil negara Pemerintah Aceh di PMI Banda Aceh membuat stok darah surplus. "Jika kemudian surplus darah ini dipergunakan secara tidak benar maka kita harapkan kepada pihak aparat penegak hukum untuk dapat melakukan penyelidikan dan penyidikan terkait ini," katanya Kamis (12/5).
Pemerintah Aceh, kata dia, tidak mempermasalahkan ada pengiriman darah keluar daerah karena darah memang untuk kemanusiaan apabila memang secara prosedur dan kebutuhan di Aceh terpenuhi.
ADVERTISEMENT
Saling tuding pengurus PMI di media massa, menurut Muhammad, memperlihatkan ada sesuatu yang tidak benar sedang terjadi dalam pengelolaan darah Aceh, terutama sumbangan donor darah ASN Pemerintah Aceh.
"Oleh sebab itu, untuk menghindari polemik dan fitnah, penting dilakukan pengusutan oleh pihak aparat penegak hukum demi terpenuhi keadilan bagi kemanusiaan yang sedang dijalankan oleh PMI," ujarnya.
Anggota DPRA Muhammad Rizky juga meminta polisi mengusut kasus ini. "Kita harap penegak hukum segera menelusuri ini, karena ini dampaknya jelas, gara-gara dibawa ke sana, Aceh bisa kekurangan stok darah," katanya, Kamis.
Jika memang alasan pengiriman tersebut karena stok berlebihan dan takut kadaluarsa, Rizky mempertanyakan kenapa stok untuk Aceh hari ini masih kurang, dan kenapa hanya ke Tangerang yang dikirim.
ADVERTISEMENT
Kemudian, lanjut Rizky, kenapa harga BPPD nya juga diluar ketentuan yang ditetapkan oleh Permenkes, malah dengan harga yang lebih murah hanya Rp300 ribu per kantong.
Sebelumnya, PMI Banda Aceh diduga mengirimkan darah sebanyak 2.050 kantong ke Tangerang, dan dinilai tidak sesuai prosedur serta tanpa rapat pleno seluruh pengurus PMI setempat. Diketahui saat dilakukan inspeksi mendadak oleh para pengurus.
Berdasarkan hasil sidak mereka darah sebanyak 2.050 kantong tersebut dikirim pada Januari, Februari dan April 2022. Sedangkan untuk Maret belum dipastikan karena mereka hanya mendapatkan data dari hasil rekam jejak mobil. []