Pemerintah Aceh dan Unsyiah Sepakat Perkuat Program Mitigasi Bencana

Konten Media Partner
29 Maret 2019 19:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penandatanganan kontrak kerja sama Pemerintah Aceh dan Unsyiah untuk memperkuat program penanggulangan bencana di Aceh, Jumat (29/3). Foto: Suparta/acehkini
zoom-in-whitePerbesar
Penandatanganan kontrak kerja sama Pemerintah Aceh dan Unsyiah untuk memperkuat program penanggulangan bencana di Aceh, Jumat (29/3). Foto: Suparta/acehkini
ADVERTISEMENT
Pemerintah Aceh mengucurkan anggaran lebih dari Rp3,4 miliar untuk Universitas Syiah Kuala (Unsyiah). Kucuran dana itu dimaksudkan untuk memperkuat program mitigasi bencana di Aceh.
ADVERTISEMENT
Kesepakatan kedua pihak tersebut dibuktikan dengan penandatanganan kontrak swakelola antara Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) dan Tsunami and Disaster Mitigation Research Center (TDMRC) Unsyiah. Penandatanganan dilakukan oleh Rektor Unsyiah Prof Samsul Rizal dan Pelaksana Tugas Gubernur Aceh Nova Iriansyah di Balai Senat Kantor Pusat Administrasi Unsyiah, Banda Aceh, Jumat (29/3).
Rektor Unsyiah menyebutkan, penandatanganan kontrak senilai lebih Rp3,4 miliar ini merupakan lanjutan dari kerja sama antara Unsyiah dan Pemerintah Aceh yang fokus di bidang pendidikan, penelitian, dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta pengembangan SDM.
“Kontrak ini fokus pada kesiagaan Aceh pascatsunami, studi kerentanan likuefaksi di Aceh Singkil dan Aceh Barat, kajian sesar gempa Aceh Tenggara, hingga penyusunan qanun pendidikan kebencanaan,” sebutnya dalam keterangan resmi Humas Unsyiah, Jumat (29/3).
ADVERTISEMENT
Samsul Rizal mengatakan Unsyiah sebagai institusi pendidikan sangat mendukung Pemerintah Aceh untuk memperkuat kapasitas daerah dalam penanggulangan bencana. Terlebih Unsyiah memiliki pusat studi TDMRC dan program studi Magister Ilmu Kebencanaan (MIK) yang fokus pada isu kebencanaan. “Langkah ini untuk membantu pemerintah daerah membangun masyarakat berketahanan bencana, sekaligus menyelesaikan persoalan kebencanaan di daerah.”
Bahkan, tambah Samsul, beberapa waktu lalu Unsyiah telah menyampaikan gagasan kepada Menristekdikti untuk membentuk konsorsium perguruan tinggi di daerah terdampak bencana.
Rektor juga mengusulkan kepada Pemerintah Aceh agar secara paralel melakukan penguatan SDM kebencanaan di Aceh. Dia juga menawarkan agar aparatur terkait di Pemerintah Aceh dapat menjalani pendidikan kebencanaan di Unsyiah melalui program-program yang dirancang bersama.
“Barangkali ada baiknya, sebagian alokasi dana beasiswa BPSDM diarahkan pada penguatan SDM Aceh di bidang kebencanaan, sekaligus memperkuat program akademik terkait di perguruan tinggi di Aceh,” ujar Samsul.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Nova Iriansyah menyatakan Pemerintah Aceh sangat serius dalam penanggulangan bencana, bahkan menjadi salah satu prioritas untuk mewujudkan Aceh hebat. Untuk itu ia berharap, kerja sama ini dapat menghasilkan output konkrit dan terukur dan outcome yang dapat dirasakan oleh masyarakat, termasuk salah satunya menurunkan angka kemiskinan di Aceh.
Selain dalam program mitigasi bencana, Unsyiah dan Pemerintah Aceh juga melakukan kerja sama terkait sistem transportasi. Foto: Suparta/acehkini
“Sejak ditandatangani kesepakatan ini, koordinasi antara BPBA dan Unsyiah harus ditingkatkan, sehingga setiap progres kerja sama ini dapat dievaluasi dengan cepat sebagai masukan dalam menyusun strategi dan kebijakan,” ujar Nova.
Selain itu, Rektor Unsyiah juga menandatangani kerja sama dengan Dinas Perhubungan Aceh terkait sistem transportasi yang aman. Samsul menyebutkan, ke depan pihaknya akan menyusun kebijakan agar para mahasiswa tidak menggunakan kendaraan pribadi ke kampus melainkan memanfaatkan moda transportasi umum yang telah disediakan oleh pemerintah.
ADVERTISEMENT
"Dengan demikian akan menekan angka kemacetan di jalan raya," pungkas Samsul.
Acehkini